Rizal Ramli dan Kiprahnya Saat Menjadi Menko Bidang Perekonomian

Konten dari Pengguna
23 Oktober 2020 14:27 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Update tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Rizal Ramli, Foto: Dok. kumparan.com
zoom-in-whitePerbesar
Rizal Ramli, Foto: Dok. kumparan.com
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Rizal Ramli dikenal sebagai seorang politikus dan pakar ekonomi di Indonesia. Memiliki jejak karir yang cemerlang, Rizal Ramli kerap dijuluki ‘Sang Penerobos’ karena ide-idenya yang nyentrik namun tepat sasaran dan berpihak pada rakyat.
ADVERTISEMENT
Rizal Ramli pernah menduduki sejumlah jabatan strategis selama karir panjangnya, di antaranya sebagai Kepala Badan Urusan Logistik (Bulog), Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Menteri Keuangan, Komisaris Utama BUMN, dan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman. Seakan tak mau menyia-nyiakan jabatan yang telah diamanahkan padanya, Rizal Ramli kerap membuat terobosan ‘nyentrik’ yang menguntungkan negara.
Di antara sejumlah jabatan yang pernah didudukinya, bisa dibilang bahwa karirnya sebagai Menko Bidang Perekonomian adalah salah satu yang paling cemerlang. Terobosan yang dilakukannya banyak dipuji berbagai pihak, dan dianggap tepat sasaran sehingga memberikan keuntungan bagi negara.
Rizal Ramli menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Perekonomian pada bulan Agustus 2000. Selang beberapa hari setelah pengangkatannya, politikus yang lahir di Padang, 1 Desember 1954 ini langsung mencanangkan 10 Program Percepatan Pemulihan Ekonomi. Berikut penjabarannya.
ADVERTISEMENT

10 Program Percepatan Pemulihan Ekonomi yang Digagas Rizal Ramli

Gagasan yang dibuat politikus berusia 65 tahun ini melingkupi seluruh sektor perekonomian, mulai dari skala makro hingga mikro. Berikut adalah daftarnya:
Selama menjadi Menko Bidang Perkonomian, Rizal Ramli juga melancarkan beberapa terobosan demi meningkatkan perekonomian negara. Di antaranya menyelamatkan PLN dari kebangkrutan hingga modal yang awalnya minus 9 Triliun Rupiah berubah menjadi surplus 119,4 Triliun Rupiah, serta mendorong penghapusan cross-ownership dan cross-management antara PT Telkom dan PT Indosat yang berdampak pada keuntungan negara.
ADVERTISEMENT
(RYFA)