Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.98.0
Konten dari Pengguna
Said Didu Sindir Jokowi Terkait Gelombang Kedua Corona di Indonesia
11 Agustus 2020 17:54 WIB
Tulisan dari Berita Update tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Ketika Presiden Jokowi memberi sambutan di Kongres Luar Biasa Partai Gerindra di Bogor pada Selasa (8/8), Said Didu kembali mengingatkan untuk berhati-hati menghadapi gelombang kedua corona yang kini tengah terjadi.
ADVERTISEMENT
Pernyataan yang diungkapkan oleh Presiden Joko Widodo tentang gelombang kedua corona di Indonesia tersebut dirasa kurang tepat karena bahkan gelombang pertama corona virus di Indonesia pun belum ada tanda-tanda untuk melandai.
Mantan Sekretaris BUMN, M. Said Didu-lah yang menyidir Jokowi. Dia mengurai secara detail bahwa yang dimaksud gelombang kedua adalah jika gelombang pertama pernah menurun dan tidak ada tambahan kasus lagi.
“Sekali kemudian mendatar dan naik kembali, itulah gelombang kedua.” Demikian tulisanya dalam akun Twitter pribadi, Senin (10/8). Sementara yang terjadi saat ini tidak bisa disebut dengan gelombang kedua, sebab gelombang pertama belum melandai. Menurutnya, kata yang tepat untuk menggambarkan jika ada lonjakan adalah gelombang meroket.
“Kalau masih terus naik seperti sekarang itu gelombang "meroket". Selamat sarapan angka-angka,” tutupnya.
ADVERTISEMENT
Hal seperti itu juga pernah disampaikan pada bulan Mei kemarin.
Indonesia Jangan Jadi Kelinci Percobaan
Tak hanya dengan hal ini, Said Didu juga kurang sependapa t lagi dengan Presiden Jokowi ketika Indonesia mendatangkan vaksin dari luar negeri, yaitu dari China. Ia berharap Indonesia tidak dijadikan kelinci percobaan vaksin luar negeri. Hal tersebut disampaikan berkenaan dengan rencana pemerintah yang akan melakukan uji coba 1620 sampel, meski banyak pihak masih meragukannya.
Dan ternyata Indonesia sendiri tengah mengembangkan vaksin dalam negeri yang diberi nama vaksin merah putih.
“Saya percaya dan setuju pendapat beliau (Prof Amin). Hargailah produk ilmuwan Indonesia,” ungkap Said Didu. Said Didu merespons pernyataan Prof Amin baru-baru ini di akun Twitternya, Minggu (9/8).
ADVERTISEMENT
Said Didu mengungkapkan, bahwa Prof. Amin bukan profesor sembarangan. Perbedaan dalam tatanan negara menghadapi musibah pasti ada, sehingga hal terbaik yang bisa dilakukan adalah melakukan perundingan para petinggi negara, dan bukan melalui serangan kata kata sindiran yang mengakibatkan kekacauan dalam menghadapi pandemi virus corona ini.