Konten dari Pengguna

Sandhangan Wyanjana: Pengertian, Fungsi, dan Jenis-jenisnya

2 Desember 2021 8:13 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Update tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sandhangan Wyanjana, Foto:  Indahryu via Pixabay.com
zoom-in-whitePerbesar
Sandhangan Wyanjana, Foto: Indahryu via Pixabay.com
ADVERTISEMENT
Aksara Jawa memang sangat unik. Selain terdapat hanacaraka, masih ada sum tambahan lainnya, seperti pasangan dan sandhangan. Salah satu yang akan kita bahas adalah pengertian sandhangan wyanjana.
ADVERTISEMENT

Pengertian Sandhangan Wyanjana

Dilansir dari buku Baboning Pepak Basa Jawa, Budi Anwari, (2020:35), sandhangan wyanjana adalah sandhangan yang bermanfaat untuk menuliskan gugus konsonan dengan semivokal di dalam 1 suku kata.

Fungsi Sandhangan Wyanjana

Sandhangan wyanjana berfungsi untuk menyisipkan huruf konsonan di gugus semi vokal. Adapun huruf konsonan yang kerap disisipkan adalah r, re, y, l dan w. Kelimanya secara berurutan dinamakan cakra, cakra keret, pengkal, panjingan la, dan gembung.

5 Jenis Sandhangan Wyanjana

Jenis Sandhangan Wyanjana, Foto: Kanenori via Pixabay.com
Adapun beberapa jenis sandhangan wyanjana sebagai berikut:
Cakra iku sandhangan wyanjana sesulihe ‘ra’.
Cakra adalah sandhangan yang bermanfaat untuk memberikan efek suara ra. Jadi, huruf apa pun yang diberikan cakra akan mengandung konsonan r. Sandhangan wyanjana cakra memiliki bentuk yang menyerupai mangkuk yang menggantung di ekor huruf.
ADVERTISEMENT
Meskipun telah diberikan sandhangan cakra, tetapi huruf itu masih bisa diberikan sandhangan swara. Jadi, jika kamu ingin menulis ‘krikil, cukup berikan sandhangan wulu, yah.
Sandhangan wyanjana yang berikutnya adalah cakra keret. Selain itu, kamu juga bisa menyebutnya sebagai ‘keret’ saja. Namun, berhubung cakra memiliki bentuk yang hampir sama dengan cakra, maka orang Jawa sering menyebutnya sebagai cakra keret. Bentuknya seperti mangkok, dengan ujung yang dikaitkan dan digantung.
Cakra keret memiliki sesulih re. Bunyi re itu sendiri seperti saat kita mengucapkan kata ‘renang’, yah, bukan seperti kita mengucapkan kata ‘becak’. Jadi, cakra keret adalah wujud sandhangan dari ‘ra’ yang dipepet.
Sandhangan pengkal yaiku sandhangan kang gunane kanggo menehi panjingan ya. Sandhangan wyanjana pengkal memiliki bentuk yang menyerupai pangkon, tetapi dengan ekor yang lebih panjang. Nah, ekor ini kemudian akan disambungkan dengan ekor aksara.
ADVERTISEMENT
Sandhangan pengkal ini memberikan efek suara ‘ya’. Sama dengan sandhangan wyanjana cakra, sandhangan pengkal juga fleksibel, sehingga bisa diberikan sandhangan swara dan panyigeg.
Sesuai namanya, panjingan la memberikan sesulih konsonan la. Bentuknya menyerupai aksara ga yang memiliki ekor. Sandhangan ini kemudian diletakkan di bawah aksara.
Sandhangan wyanjana terakhir adalah sandhangan gembung. Sandhangan ini juga sering disebut dengan panjingan wa atau gembung wa. Sandhangan gembung memberikan konsonan huruf ‘w’. Sesuai namanya, gembung menggantung di bagian ekor.
Sekarang kamu sudah memahami sandhangan wyanjana di dalam aksara Jawa, bukan? (BRP)