Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten dari Pengguna
Sejarah Berhala yang Paling Tua di Zaman Jahiliah
21 Januari 2022 15:51 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Berita Update tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sebelum Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam diangkat menjadi nabi, orang-orang Arab banyak yang menyembah berhala. Salah satu yang terkenal dan menjadi berhala yang paling tua adalah Latta.
ADVERTISEMENT
Lantas bagaimana sejarah terciptanya Latta dan kenapa berhala tersebut disembah oleh orang-orang kafir Quraisy?
Sejarah Latta yang Disembah Kafir Quraisy
Latta merupakan salah satu berhala yang disebutkan dalam Al-Quran . Latta atau dalam bahasa Arab disebut sebagai al-Latta merupakan sebuah berhala dewi yang dianggap sebagai salah satu anak Allah oleh kaum kafir Quraisy.
Disebutkan dalam buku Tafsir Ibnu Katsir Jilid 7 karya Dr. ‘Abdhullah bin Muhammad bin ‘Abdurrahman bin Ishaq Alu Syaikh (2004), sejarah dari patung Latta berdasarkan firman Allah dalam Surat An Najm ayat 19.
أَفَرَأَيْتُمُ اللاتَ
Artinya, “Maka apakah patut kamu (hai orang-orang musyrik) menganggap Al-Latta.”
Al-Latta atau Latta pada mulanya adalah sebuah batu besar yang berwarna putih, lalu dibuat ukiran-ukiran padanya (yakni pahatan-pahatan). Ia adalah sebuah rumah yang terletak di Taif dengan mempunyai kain kelambu dan juga para pelayan yang menjadi juru kuncinya. Di sekitarnya terdapat halaman yang disucikan oleh orang-orang Taif yang terdiri dari Bani Saqif dan para pengikutnya merasa berbangga diri dengan memilikinya terhadap orang-orang Arab selain mereka kecuali orang-orang Quraisy.
Selain itu, dijelaskan juga dalam sebuah hadist,
ADVERTISEMENT
Singkat kata, Latta adalah sebutan untuk seorang sholeh yang sering membuatkan roti kepada jamaah haji secara gratis. Saat ia meninggal, orang-orang dari Quraisy mengenang dengan mendatangi kuburannya dan beribadah di sana. Lama-kelamaan, orang-orang Quraisy membangun berhala untuknya sebagai bentuk keagungan dan sesembahan.
Dari kisah tersebut, bisa diambil pelajaran bahwa memuji secara berlebihan bukanlah hal yang baik. Sebab memuji dengan berlebihan adalah awal mula seseorang menyembah selain Allah SWT.
Hal ini sangatlah diketahui Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau juga mewati-wantikan kepada seluruh umatnya agar tidak menjadikan makam beliau menjadi tempat ibadah hingga disembah. Beliau bersabda,
ADVERTISEMENT
(MZM)