Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.1
Konten dari Pengguna
Sejarah dan Asal Usul Candi Muara Takus di Riau
30 Agustus 2021 19:44 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Update tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Candi Muara Takus adalah salah satu situs peninggalan agama Buddha yang ada di Pulau Sumatera. Candi ini terletak di provinsi Riau, tepatnya di Desa Muara Takus, Kecamatan XIII Koto, Kabupaten Kampar. Untuk menuju candi ini, Anda bisa melalui jalur darat dari kota Pekanbaru menuju ke Bukit tinggi, hingga sampai di muara mahat. Dari muara mahat, terdapat jalan kecil yang langsung menuju Muara Takus.
ADVERTISEMENT
Pendirian situs Candi Muara Takus belum bisa disebutkan dengan pasti. Beberapa ahli sejarah mengatakan, candi ini dibangun pada abad ke-4, ada pula yang menganggap candi ini dibangun pada abad ke-7, ke-9 dan ke-11.
Ada juga yang memperkirakan bahwa candi ini dibangun pada masa pemerintahan kerajaan Sriwijaya, dan menjadi salah satu saksi kebesaran kerajaan Sriwijaya pada masa itu.
Sejarah dan Asal Usul Candi Muara Takus
Melansir dari buku IPS SD/MI Kelas 5 (2010), pembangunan Candi Muara Takus diperkirakan berasal pada masa berkembangnya agama Hindu dan Budha di Indonesia. Sebenarnya, asal usul berdirinya candi ini masih menjadi misteri hingga sekarang, karena memang kurang adanya bukti-bukti kuat yang berkaitan dengan candi ini.
Candi ini diperkirakan dibangun pada masa Kerajaan Sriwijaya yaitu antara abad ke-4 hingga abad ke-11 Masehi dan merupakan candi Buddha di Indonesia tertua yang pernah ditemukan di Pulau Sumatera. Hal ini ditunjukkan pada salah satu bangunannya yang berbentuk seperti stupa. Stupa adalah lambang dari Buddha Gautama. Stupa-stupa seperti yanga ada di candi Muara Takus bisa juga Anda temukan di Candi Sewu, yang juga salah satu candi agama Buddha.
ADVERTISEMENT
Pada salah satu bangunan candi di Muara Takus juga terdapat yoni dan lingga yang menggambarkan jenis kelamin. Lantaran itulah candi ini diperkirakan sebagai bangunan dengan perpaduan Buddha dan Syiwa karena arsitekturnya yang menyerupai bangunan candi-candi di Myanmar.
Candi Muara takus diberi nama dari dua pendapat yang berbeda, yang pertama adalah nama Candi Muara Takus diambil dari nama sebuah sungai kecil yang bermuara di Sungai Kampar. Sungai kecil itu adalah sungai takus. Sedangkan pendapat yang kedua mengatakan bahwa nama muara takus diambil dari dua kata yaitu “Muara” yang berarti tempat akhir dari aliran sungai, daerah tersebut bisa berupa laut maupun sungai yang memiliki ukuran lebih besar. Takus diambil dari bahasa Cina yaitu Takuse. Ta dalam bahasa Cina berarti besar, Ku memiliki arti tua, dan memiliki arti kuil. Bila dirangkai menjadi satu kalimat berarti sebuah kuil atau candi tua yang berukuran besar dan terdapat pada muara sungai.
ADVERTISEMENT
Bukti sejarah Kompleks Candi Muara Takus telah diakui UNESCO sebagai salah satu situs warisan dunia pada tahun 2009. Dalam kompleks ini terdapat beberapa candi lain seperti Candi Sulung, Candi Bungsu, Palangka dan Mahligai Stupa.(DNR)