Sejarah Hari Film Nasional 30 Maret

Konten dari Pengguna
28 Maret 2022 18:56 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Update tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
https://www.pexels.com/id-id/@tima-miroshnichenko - sejarah hari film nasional
zoom-in-whitePerbesar
https://www.pexels.com/id-id/@tima-miroshnichenko - sejarah hari film nasional
ADVERTISEMENT
Tanggal 30 Maret merupakan momen bangsa Indonesia merayakan Hari Film Nasional, apakah kalian tahu bagaimana sejarah Hari Film Nasional tersebut?
ADVERTISEMENT
Secara singkat, Hari Film Nasional diperingati pada 30 Maret karena tanggal tersebut merupakan hari pertama produksi produksi film Darah dan Doa (Long March of Siliwangi) karya Bapak Perfilman Indonesia Usmar Ismail, tahun 1950.
Usmar Ismail adalah seorang sutradara film Indonesia dan dianggap sebagai warga pribumi pelopor perfilman Indonesia. Jasanya yang besar di bidang Perfilman membuat namanya dikenang dalam salah satu ajang penghargaan bagi insan perfilman di Indonesia: Usmar Ismail Awards.
https://www.pexels.com/id-id/@skitterphoto

Sejarah Hari Film Nasional

Mengutip Instagram resmi Direktoral Jenderal Kebudayaan Kemdikbud, berangkat dari semangat Usmar Ismail itulah perjalanan industri film di Indonesia kemudian terus meningkat, termasuk perkembangan film anak bangsa yang sudah banyak diproduksi sejak 1950.
Film Indonesia sebenarnya sudah mulai diproduksi sejak zaman penjajahan Belanda. Film Indonesia pertama bahkan sudah dirilis di tahun 1926 berjudul Loetoeng Kasaroeng dan Lily Van Shanghai di tahun 1928. Sayangnya, meski menghadirkan banyak aktor lokal, dua film tersebut disutradarai oleh orang asing dan mencerminkan adanya dominasi Belanda dan Tiongkok.
ADVERTISEMENT
Titik terang perfilman Indonesia mulai terlihat saat tahun 1950, saat sutradara Indonesia Usmar Ismail berhasil memproduksi film berjudul Darah dan Doa atau The Long March of Siliwangi melalui perusahaan film miliknya sendiri, Perfini.
Hari pertama pengambilan gambar dari film ini adalah tanggal 30 Maret 1950. Itulah kenapa Hari Film Nasional ditetapkan oleh Dewan Film Nasional di tanggal tersebut.
Film Darah dan Doa menuai sukses karena menggambarkan ideologi yang dimiliki oleh orang-orang Indonesia dalam memperjuangkan kemerdekaan mereka. Dari situ pula momen ini dianggap menjadi titik bangkitnya perfilman Tanah Air pada era Presiden BJ Habibie dan diresmikan oleh pemerintah melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1999.
Peringatan Hari Film Nasional merupakan hari bersejarah yang diperingati oleh seluruh masyarakat, yang dapat mendorong lahirnya film-film dengan nilai pendidikan dan budaya yang beragam.
ADVERTISEMENT
Peringatan Hari Film Nasional juga bisa menjadi momentum masyarakat Indonesia untuk bersama kembali ke bioskop sebagai apresiasi atas karya anak bangsa. (DNR)