news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Sejarah HMI, Sebuah Pergerakan Mahasiswa di Indonesia

Konten dari Pengguna
4 Februari 2022 22:28 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Update tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sejarah berdirinya HMI. Foto: komsas-malang.hmi.or.id
zoom-in-whitePerbesar
Sejarah berdirinya HMI. Foto: komsas-malang.hmi.or.id
ADVERTISEMENT
Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) merupakan organisasi mahasiswa yang berdiri pada tanggal 5 Februari 1947. Sejarah HMI sendri terbilang cukup panjang, bahkan organisasi ini juga mengikuti perkembangan Indonesia di awal kemerdekaannya. Lantas bagaimanakah latar belakang berdirinya organisasi HMI?
ADVERTISEMENT

Sejarah HMI

Sosok penting dibalik berdirinya organisasi HMI adalah Lafran Pane. Ia menjadi salah satu orang yang mencetuskan berdirinya organisasi ini. Tujuan Lafran dalam mendirikan HMI adalah menyadarkan keadaan mahasiswa yang beragama Islam pada waktu tersebut atau yang belum memahami dan mengamalkan ajaran agama Islam. Sehingga perlu dibentuk sebuah organisasi agar dapat mengubah keadaan tersebut.
Berdirinya organisasi ini, diharapkan mempu mengakomodasi para mahasiswa dalam memahami dan mengayati ajaran agama Islam. Selain itu, diharapkan agar mahasiswa Islam lebih aktif dalam menyampaikan pandangan dan gagasan mereka yang penuh dengan inovasi.
Dikutip dari laman HMI, pada tanggal 5 Februari 1947, Lafran Pane mengadakan rapat secara mendadak dan mengambil jam perkuliahan tafsir. Rapat tersebut dilakukan di salah satu ruang kuliah STI (sekarang bernama UII) yang ada di Jalan Setiodiningratan (Jalan Penambahan Senopati), Kota Yogyakarta. Ia mengatakan persiapan terhadap pembentukan organisasi Islam baru sudah selesai.
ADVERTISEMENT
Ajakan dari Lafran tersebut disambut oleh 14 mahasiswa STI lain yang hadir dalam rapat tersebut. Akhirnya terbentuklah sebuah organisasi HMI yang menerima siapapun untuk ikut bergabung.
Terdapat dua tujuan yang ingin dicapai atas berdirinya organisasi HMI. Pertama, mempertahankan dan mempertinggi derajat rakyat Indonesia. Kedua, menegakkan dan mengembangkan ajaran agama Islam.
Ilustrasi perjalanan berdirinya HMI. Foto: komsas-malang.hmi.or.id
Seiring dengan berjalannya waktu, Nama HMI pun semakin besar dan semakin diterima para mahasiswa Islam di Indonesia. Namun bukan berarti HMI tanpa masalah. Gejolak dimulai pada tahun 1983 setelah melakukan Kongres HMI ke-15 di Medan, Sumatera Utara. Tiga tahun kemudian, HMI memutuskan untuk menerima asas tunggal Pancasila yang dijalankan rezim Orde Baru. Pada titik ini, HMI bukan lagi berorientasi pada agama Islam, namum pada Pancasila.
ADVERTISEMENT
Keputusan ini cenderung mengarah pada alasan politis dan adanya tawaran-tawaran menarik di baliknya. Akhirnya, sebagian keluarga HMI tidak menerima dengan keputusan tersebut. Sehingga HMI terpisah menjadi dua kelompok yang bernama HMI Dipo dan HMI MPO (Majelis Penyelamat Organisasi).
Kemudian pada Kongres HMI di Padang, terjadi keputusan bahwa HMI Dipo diakui sebagai organisasi yang resmi.
Tumbangnya rezim Orde Baru pada tahun 1998, membawa angin segar dalam tubuh HMI. Pada tahun 1999, Kongres HMI di Jambi memutuskan bagwa HMI Dipo kembali dalam asas agama Islam. Namun bukan berarti HMI Dipo dan HMI MPO bersatu. Sebab HMI Dipo dinilai lebih dekat dengan kekuasaan dan cenderung pragmatis.
(MZM)