Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.1
Konten dari Pengguna
Sejarah Kepemimpinan Raja Balaputradewa di Kerajaan Sriwijaya
30 Agustus 2021 10:32 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Berita Update tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Pada masa kejayaannya wilayah kekuasaan Kerajaan Sriwijaya meliputi hampir seluruh Sumatra, Jawa Barat, Kalimantan Barat, Semenanjung Malaya, Selat Malaka, Selat Karimata, dan Selat Sunda.
Sejarah Kepemimpinan Raja Balaputradewa di Kerajaan Sriwijaya
Dalam prasasti Nalanda, disebutkan bahwa Balaputradewa adalah salah satu raja besar di Sriwijaya yang merupakan cucu dari raja Jawa Bernama Dharanindra. Ayah Balaputradewa Bernama Samaragrawira yang merupakan keturunan Wangsa Syailendra dan ibunya bernama Dewi Tara putri dari Sri Dharmasetu dari Wangsa Soma.
Dikutip dari buku Sejarah untuk SMA/MA Kelas XI IPA, A. Ferry T Indratno (2007: 17) kerajaan Sriwijaya mencapai puncak kejayaan pada abad ke-8, terutama saat dipimpin oleh Raja Balaputradewa pada tahun 850 M. Dengan penuh semangat Balaputradewa membangun Sriwijaya menjadi kerajaan besar di nusantara. Bahkan untuk membuktikan diri sebagai kerajaan terbaik di Nusantara, Balaputradewa memperluas wilayah kekuasaannya sampai di Jawa Tengah Selatan, tanah yang membawa kenangan pahit baginya (dalam prasasti kota kapur dijelaskan bahwa Sriwijaya bermaksud menaklukkan Bhumi Jawa).
Dalam sejarah kepemimpinan Balaputradewa Sriwijaya mengembangkan pelabuhannya menjadi pusat perdagangan internasional. Barang dagangan Sriwijaya meliiputi emas, perak, gading gajah, penyu, kemenyan, kapulaga, kapur barus, pinang, kayu gaharu, cendana, minyak kayu putih, lada dan damar.
ADVERTISEMENT
Kerajaan Sriwijaya juga mengembangkan sistem hukum yang bersifat nasional. Sejumlah prasasti mencatat ukum kerajaan lengkap dengan perincian sanksi bagi mereka yang melanggar dan hadiah bagi yang mentaatinya.
Di bidang sosial, kerajaan Sriwijaya di bawah kepemimpinan Raja Balaputradewa dikenal sebagai pusat pendidikan yang berskala internasional. I-Tsing, seorang musafir Cina pernah datang dan tinggal di Sriwijaya selama enam bulan untuk menuntut ilmu. Dalam catatan perjalanannya, dia menerangkan banyak orang Cina datang ke Sriwijaya untuk belajar. Mereka mempelajari Bahasa Sansekerta dan berlatuh untuk menyalin kitab-kitab agama Budhha.(WWN)