Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.1
Konten dari Pengguna
Sejarah Kerja Rodi dan Romusha di Indonesia
20 Juli 2021 17:16 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Berita Update tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Jepang berniat untuk meraup keuntungan dari berbagai komoditas yang ada di Indonesia. Oleh karena itulah, Jepang berusaha memperoleh sumber daya manusia dan alam demi kepentingan ekonomi semata.
Pada saat itu, para tokoh nasionalis belum menyadari tujuan terselubung Jepang melakukan pendudukan di Indoensia. Mulanya mereka hanya berpikir bahwa masyarakat dipekerjakan sebagai tenaga sukarela.
Dampak Kerja Rodi dan Romusha di Indonesia
Pada tahun yang sama saat Nippon daang ke Indonesia, ekonomis masyarakat mengalami kelumpuhan akibat sistem yang diubah menjadi ekonomi perang. Dalam buku Keuntungan Kolonial dari Kerja Paksa karya Jan Breman (2014), dijelaskan bahwa kebutuhan sumber daya untuk menyokong pertempuran melawan sekutu membawa Jepang mengeluarkan berbagai penerapan yang menyiksa para pekerja romusha.
ADVERTISEMENT
Mulai dari anak kecil hingga orang dewasa semuanya ditugaskan secara paksa untuk mengurus lahan kosong supaya menjadi lahan produktif dengan hasil pangan berlipat ganda. Tidak hanya dari sisi ekonomi, pada tahun 1943, militer Dai Nippon yang sudah terpojok oleh kubu musuhnya justru malah mengajak para petani untuk ikut serta di medan pertempuran sebagai prajurit cadangan.
Jepang yang tidak mempunyai alat transportasi untuk bisa menjangkau ke berbagai daerah yang ada di pulau Jawa segera menarik masyarakat Indonesia untuk membangun rel kereta . Salah satu hasil dari kerja rodi dan romusha adalah jalur Saketi menuju Bayah yang digunakan untuk mengangkut barang.
Selama waktu pembuatannya, rel kereta tersebut dijuluki dengan Death Railway karena sudah menelan banyak korban jiwa akibat pekerja yang harus bekerja tanpa henti.
ADVERTISEMENT
Bicara tentang romusha juga pasti berkaitan dengan romusha seks, dimana perempuan Indoensia dan beberapa negara Asia lainnya diambil paksa oleh Jepang untuk memuaskan napsu para prajurit Nippon. Mereka dijadikan budak seks dan diperlakukan dengan sangat keji oleh prajurit tersebut. (Anne)