Konten dari Pengguna

Sejarah Singkat Penyebab Utama Pecahnya Perang Diponegoro

16 Februari 2022 17:12 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Update tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
https://www.pexels.com/id-id/@manuela-kohl-16633 - penyebab utama pecahnya perang diponegoro adalah
zoom-in-whitePerbesar
https://www.pexels.com/id-id/@manuela-kohl-16633 - penyebab utama pecahnya perang diponegoro adalah
ADVERTISEMENT
Dalam buku IPS 2A untuk SMP, dijelaskan bahwa penyebab utama pecahnya perang Diponegoro adalah makin kuatnya pengaruh Belanda di lingkungan Keraton. Perang Diponegoro merupakan perang tersengit dan terlama yang pernah terjadi di tanah Jawa. Perang Diponegoro atau biasa disebut Perang Jawa adalah pemberontakan yang dilakukan oleh masyarakat Jawa di bawah pimpinan Pangeran Diponegoro.
ADVERTISEMENT
Perang ini berlangsung selama lima tahun (1825-1830) dan mengakibatkan kerugian berupa hilangnya kas pemerintah dan tewasnya ribuan serdadu Belanda. Selain itu juga menewaskan sekitar 200.000 orang, baik dari pasukan militer maupun sipil sehingga perang ini dikenal sebagai pemberontakan paling berdarah dalam sejarah Hindia Belanda.

Penyebab Perang Diponegoro

Sejarah Perang Diponegoro terjadi setelah wafatnya Sri Hamengkubuwono IV, Kesultanan Yogyakarta pada tahun 1822 dikuasai oleh Residen Yogyakarta bernama Hendrik Smissaert yang ternyata suka ikut campur dalam urusan kekuasaan keraton.
Sementara itu, Jenderal van der Capellen menginginkan dan meminta seluruh tanah sewa dikembalikan kepada pemiliknya dengan kompensasi tertentu. Hal ini tidak disetujui oleh Pangeran Diponegoro karena akan menyebabkan keraton mengalami kebangkrutan.
Namun, ternyata Smissaert berhasil membujuk Ratu Ageng dan Patih Danuredjo selaku wali raja untuk memutuskan kebijakan tersebut sehingga keraton Yogyakarta terpaksa meminjam uang dari Kapitan Tionghoa untuk membayar kompensasi tersebut.
https://unsplash.com/@romofarano
Penyebab Khusus Perang Diponegoro
ADVERTISEMENT
Penyebab utama pecahnya Perang Diponegoro adalah menguatnya pengaruh Belanda di dalam lingkungan keraton. Sejumlah pejabat Belanda banyak yang menodai adat istiadat keraton serta tidak menghormati Islam sebagai agama resmi keraton.
Hal ini menyebabkan pangeran Diponegoro memutuskan hubungan dengan kerajaan pada Oktober 1824 dan kembali ke Tegalrejo. Di Tegalrejo, ia membahas kemungkinan untuk melakukan pemberontakan pada bulan Agustus di tahun berikutnya.
Perang akhirnya terjadi pada Mei 1825 ketika Smissaert memperbaiki jalan Yogyakarta-Magelang melalui Tegalrejo. Perbaikan jalan tersebut melewati batas atau patok makam leluhur Diponegoro sehingga membangkitkan amarahnya.
Kronologi Perang Diponegoro
Keraton Diponegoro mencoba menangkap Diponegoro untuk mencegah perang. Pihak keraton merasa Diponegoro terlalu fanatik terhadap keagamaan sehingga mengabaikan tugasnya sebagai wali raja.
ADVERTISEMENT
Untuk menangkap Diponegoro, kediaman Diponegoro dibakar, namun ia dapat melarikan diri dan pergi ke Kulonprogo hingga Bantul. Ia membuat suatu perkumpulan dan berhasil mengajak masyarakat untuk bergabung dalam perang suci.
Pertempuran terjadi di puluhan desa. Pangeran Diponegoro menyerbu pusat-pusat kekuatan Belanda saat musim hujan tiba karena Belanda lebih memilih gencatan senjata pada musim hujan. Jalur-jalur logistik dan pabrik untuk merakit bom dibangun di hutan-hutan.
Sementara Belanda lebih memilih mengadakan propaganda dan mengajak masyarakat untuk melawan pangeran Diponegoro.
Akhirnya, pada Maret 1830, Pangeran Diponegoro yang terjepit di Magelang memilih menyerah dengan catatan anggota-anggota laskarnya dibebaskan seutuhnya. (DNR)