Sejarah Tari Manuk Rawe Khas Daerah Bali

Konten dari Pengguna
11 Oktober 2021 15:02 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Update tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Flickr.ciom - Tari Manuk Rawe
zoom-in-whitePerbesar
Flickr.ciom - Tari Manuk Rawe
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Tarian manuk rawe adalah tari tradisonal Bali yang diciptakan oleh salah satu seniman yang juga berasal dari Bali, yaitu I Wayan Dibia dan I Wayan Beratha pada tahun 1981. I Wayan Dibia sebagai penata gerak dan I Wayang Beratha sebagai penata musik pengiring. Sebelumnya, tarian ini merupakan bagian dari sendratari Mahabharata “Bale Gala-Gala” yang turut memeriahkan Pesta Kesenian Bali pada tahun 1980.
ADVERTISEMENT
Namun, sebenarnya apa yang digambarkan atau diceritakan dalam tari manuk rawe ini? Untuk lebih jelasnya kita ulas bersama-sama.

Sejarah Tari Manuk Rawe

Sejarah tari manuk rawa awalnya adalah sebuah bagian dari drama musikal Ramayana atau Mahabharata yang ditampilkan pada pesta kesenian Bali. Sama seperti dengan tarian tradisional khas Bali yang lainnya, tari manuk rawe memiliki makna filosofi yang begitu unik.
Tari manuk rawe ini menggambarkan perilaku seekor manuk yang dalam bahasa Indonesia berarti burung di air atau daerah rawa, seperti yang dikisahkan dalam cerita Wana Parwa dari Epos Mahabharata yang terkenal akan gaya penceritaan yang begitu mewah dan khas sehingga seringkali disebut-sebut sebagai sebuah titik puncak kisah klasik pada zaman dahulu kala.
ADVERTISEMENT
Manuk pada cerita tersebut diilustrasikan sebagai sebuah hewan yang sangat riang dan menyenangkan. Tidak mengherankan jika tarian ini menampilkan kegiatan manuk yang terbang dengan riang gembira di antara rawa-rawa yang penuh air dan tumbuhan mengambang.
Dalam buku Tari Bali: Volume 1, 2007, disebutkan bahwa meskipun sudah dimodifikasi, namun tarian ini tetap memiliki gerakan khas Bali yang berbeda dengan daerah lainnya. Tari manuk rawe menampilkan gerakan dan tingkah laku burung yang ingin mencari makan sambil berlari-larian bersama dengan penari lainnya.
Tari manuk rawe bisa disebut sebagai gabungan tari klasik Bali yang dipadukan dengan gerakan tari Jawa dan Sunda yang mengalami beberapa modifikasi dan kreasi yang telah disesuaikan dengan keindahan lokal dan masuk dalam kategori tari kelompok yang dibawakan oleh lima hingga tujuh penari perempuan.
Flickr.com
Saat pertunjukan, para penari tersebut mengenakan kostum layaknya burung yang terbang untuk mencari makanan. Ada beberapa komponen lain yang dipakai oleh penari seperti gelungan atau mahkota di kepala, baju kemben, sabuk dan kain yang berfungsi sebagai sayap para penari untuk lebih menjiwai peran tari.
ADVERTISEMENT
Ada pula beberapa asesoris yang namanya asing bagi kaum awam. Seperti tegil yang digunakan untuk menutupi atasan penari setelah memakai badong. Kain yang digunakan oleh penari adalah Kain Prada. Kain Prada adalah kain khas Bali dengan motif yang unik dan biasanya dilapisi dengan warna emas.
Gerakan tari manuk rawe ini lebih menekankan gerakan jongkok dan berdiri. Sedangkan gerakan mata pada tarian ini terbagi menjadi 2 gerakan yaitu gerakan nyelier yang dalam bahasa Bali berarti gerakan menutup satu mata, dan gerakan nyeledet yang berarti gerakan bola mata yang melotot dan bergerak kekiri dan kanan mengikuti irama. (DNR)