Konten dari Pengguna

Sejarah Tritura, Gerakan Mahasiswa Tumbangkan Orde Lama

22 Januari 2021 14:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Update tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Tritura, sumber: Guru Pendidikan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Tritura, sumber: Guru Pendidikan
ADVERTISEMENT
Tanggal 10 Januari 1966 merupakan hari bersejarah dalam perjalanan Bangsa Indonesia, termasuk sejarah Tritura atau Tiga Tuntutan Rakyat pasca pemberontakan G-30-S/PKI Tahun 1965.
ADVERTISEMENT
Tiga Tuntutan Rakyat atau dikenal juga dengan Tuntutan Hati Nurani Rakyat tersebut mewakili masalah dan sebagai pernyataan sikap tegas atas kinerja pemerintah saat itu yakni (1) Bubarkan Partai Komunis Indonesia atau PKI; (2) Rombak Kabinet Dwikora; dan (3) Turunkan Harga.

Sejarah Tritura Tumbangkan Pemerintah Orde Lama

Sejarah Tritura berawal dari lambannya pemerintah menindak tragedi berdarah G30S 1965 yang dituduhkan terhadap Partai Komunis Indonesia (PKI), pimpinan D.N. Aidit tersebut. Empat bulan sejak penculikan dan pembunuhan beberapa petinggi Angkatan Darat, Sukarno masih juga bimbang dalam mengambil keputusan. Padahal, gelombang kegeraman masyarakat telah meluas.
Para pemuda serta mahasiswa di Indonesia, terutama yang ada di Jakarta yang sebelumnya telah punya organisasi kemahasiswaan Perserikatan Perhimpunan Mahasiswa Indonesia (PPMI), akhirnya terbelah dua.
ADVERTISEMENT
Kedua, tuntutan terhadap perombakan Kabinet Dwikora muncul akibat pemerintahan Soekarno dianggap tidak becus mengendalikan kestabilan sosial-ekonomi yang sedang mengalami penurunan drastis.
Muhammad Umar Syadat Hasibuan dalam Revolusi Politik Kaum Muda (2008) menjelaskan bahwa goncangan ini terjadi akibat konfrontasi Indonesia dengan Malaysia dan usaha merebut kembali Irian Barat.
Perombakan Kabinet Dwikora juga dituntut karena di tubuh kabinet tersebut terdapat orang-orang PKI. Padahal, sebagian masyarakat saat itu menghendaki agar orang-orang PKI segera dibersihkan dari pemerintahan.
Ketiga, tuntutan turunkan harga muncul karena kesalahan fatal kebijakan ekonomi pemerintahan Soekarno. Presiden Soekarno mengeluarkan Peraturan Presiden No. 27 untuk mengatur kembali mata uang rupiah yang diumumkan pada 13 Desember 1965.
Soe Hok Gie, aktivis mahasiswa dari Jurusan Sejarah Fakultas Sastra Universitas Indonesia (UI) mencatat, tarif kendaraan umum rata-rata dinaikkan sampai 1000 persen, beras dinaikkan 300 hingga 500 persen.
ADVERTISEMENT
Gie dalam bukunya yang berjudul Zaman Peralihan (1995) juga menyebutkan bahwa harga bensin dalam setengah bulan naik dari 400 rupiah menjadi 1000 rupiah. Akibatnya, tarif angkutan umum naik tinggi.
Akumulasi dari berbagai masalah tersebut menjadikan masyarakat kian geram. Akhirnya, pada 10 Januari 1966, ribuan mahasiswa bergerak ke Gedung Sekretariat Negara memprotes ketidakstabilan negara dan menyuarakan tiga tuntutan Tritura.
Demonstrasi terus membara sepanjang tanggal 10-13 Januari 1966 hingga desakan Tritura sampai ke presiden. Lambannya respons pemerintah menjadikan tuntutan demonstrasi melebar hingga terdengar desas-desus untuk menurunkan Soekarno dari jabatan kepresidennya.(ANG)