Semboyan Imperialisme Kuno yang Dipelopori oleh Portugis dan Spanyol

Konten dari Pengguna
26 Maret 2022 18:28 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Update tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Kolonialisme. (Foto: SmallmanA by https://pixabay.com)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Kolonialisme. (Foto: SmallmanA by https://pixabay.com)
ADVERTISEMENT
Kolonialisme merupakan penguasaan suatu bangsa terhadap wilayah bangsa lain. Kolonialisme dan imperialisme kuno yang dipelopori oleh Portugis dan Spanyol mempunyai semboyan gold, glory, dan gospel. Namun, pada perkembangannya bentuk penjelajahan ini menjadi penjajahan. Hal tersebut tidak lepas dari kekayaan alam Indonesia, terutama hasil rempah-rempah yang menggiurkan hati orang-orang Eropa.
ADVERTISEMENT
Para penjajah mendapatkan rempah-rempah dengan cara monopoli perdagangan. Izin mendapatkan monopoli tersebut dilakukan dengan cara membujuk penguasa setempat secara halus dengan kompensasi tertentu. Nah, artikel kali ini akan membahas lebih lanjut mengenai semboyan gold, glory, dan gospel yang dibawa oleh Portugis dan Spanyol.

Semboyan Imperialisme Kuno yang Dipelopori oleh Portugis dan Spanyol

Ilustrasi Kolonialisme. (Foto: geralt by https://pixabay.com)
Dikutip dari buku HOS Tjokroaminoto: Guru Agama dan Bangsa yang ditulis oleh Sayyidah Mawani (2017: 46), imperialisme kuno yang dipelopori oleh Portugis dan Spanyol mempunyai semboyan gold, glory, dan gospel. Berikut adalah penjelasan masing-masing istilah:
ADVERTISEMENT
Tidak jarang terjadi pertentangan sendiri di antara orang-orang Barat itu. Hal tersebut disebabkan oleh perbenturan kepentingan dalam penguasaan wilayah, jalur perdagangan, atau monopoli komoditi rempah-rempah. Pada akhirnya, konflik-konflik tersebut dimenangkan oleh VOC, sehingga sejak paruh kedua abad ke-17 mereka praktis menguasai pasaran rempah-rempah di Indonesia.
Kedatangan Portugis dan Spanyol membawa dampak besar terhadap kehidupan rakyat Indonesia selanjutnya. Dampak ini menyangkut bidang ekonomi, sosial, budaya, dan politik. Semoga informasi di atas bermanfaat! (CHL)