Sikap-sikap yang Dapat Diteladani dari Raden Ajeng Kartini

Konten dari Pengguna
16 September 2021 8:54 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Update tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sikap-sikap yang Dapat Diteladani dari Raden Ajeng Kartini, Foto: Universitas Malahayati
zoom-in-whitePerbesar
Sikap-sikap yang Dapat Diteladani dari Raden Ajeng Kartini, Foto: Universitas Malahayati
ADVERTISEMENT
Raden Ajeng Kartini alias R.A. Kartini adalah pahlawan nasional yang memperjuangkan emansipasi seluruh wanita Indonesia. Sebagai pahlawan nasional, tentu saja ada sikap-sikap yang dapat diteladani dari Raden Ajeng Kartini.
ADVERTISEMENT

Sikap-sikap yang Dapat Diteladani dari Raden Ajeng Kartini

Sikap-sikap yang Dapat Diteladani dari Raden Ajeng Kartini, Foto: SMAN 1 Pangkalan Kerinci
Berikut sejumlah sikap yang dapat diteladani dari Raden Ajeng Kartini:
Meskipun berhenti sekolah pada umurnya yang ke-12 untuk dipingit, tetapi Kartini tetap semangat memperkaya wawasan di rumahnya melalui koran, buku, dan majalah dalam maupun luar negeri dengan tema sastra, sosial, hingga politik.
Selama dipingit, Kartini dan para adiknya juga belajar menggambar, membatik, memasak, bermain piano, dan bahasa Belanda. Dikutip dari buku Kartini: The Complete Writings 1898-1904, ‎Joost Coté, (2014:5), beliau juga memperluas wawasan dengan surat-menyurat dengan teman-temannya di Belanda, seperti Estella Zeehandelaar dan Rosa Abendanon.
Dengan begitu, R.A. Kartini membuktikan bahwa belajar tidak hanya bisa dilakukan di sekolah saja. Kamu juga bisa mempelajari banyak hal dari mana pun dan kapan pun, terlebih di era digital ini.
ADVERTISEMENT
Ketika bersekolah, beliau sering dicemooh guru-guru Belanda akibat memiliki kulit yang berwarna. Meski begitu, beliau tetap rajin dan bersemangat untuk belajar dan maju bersama murid-murid Belanda lainnya.
Demi memajukan semua wanita Indonesia, selama dipingit, R.A. Kartini membuka sekolah untuk anak-anak perempuan di sekitar rumahnya dan mengajarkan mereka untuk membaca, berhitung, menulis, bernyanyi, dan aneka keterampilan lainnya. Setelah masa pingit tersebut selesai, mereka diizinkan sang ayah untuk membuka sekolah bagi masyarakat di pendopo kabupaten.
Saat tiba waktunya untuk menikah, beliau tetap melanjutkan pembukaan sekolah khusus perempuan dan anak-anak. Sang suami pun sangat mendukung perbuatan mulia ini dengan mengizinkannya untuk membangun sekolah di sebelah timur pintu gerbang kompleks kantor Kabupaten Rembang.
ADVERTISEMENT
Meskipun terkungkung adat, tetapi R.A. tetap berani dan optimis untuk memperjuangkan hak kaum wanita Indonesia. Melalui tulisan-tulisannya, beliau juga menyuarakan bahwa perempuan harus keluar rumah, belajar, dan mengejar cita-cita, tak sekadar mengurus rumah tangga.
Terlahir sebagai keturunan bangsawan tidak membuat R.A. Kartini lantas menyombongkan dan dirinya dan hidup berfoya-foya. Ia bahkan senang bergaul dan berteman dengan siapa saja, baik dengan sesama kaum bangsawan maupun kaum di bawahnya.
Itulah sikap-sikap yang dapat diteladani dari Raden Ajeng Kartini. Mari kita teladani bersama.(BRP)