Sinopsis Singkat dan Pesan Moral Cerita Malin Kundang

Konten dari Pengguna
17 Juni 2021 9:35 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Update tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi cerita Malin Kundang. Sumber foto : www.pexels.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi cerita Malin Kundang. Sumber foto : www.pexels.com
ADVERTISEMENT
Siapa yang tak kenal cerita Malin Kundang dari Sumatera Barat? Sejak duduk di bangku sekolah, kita akan dikenalkan dengan berbagai dongeng nusantara salah satunya Malin Kundang. Tentunya ini sangat baik untuk perkembangan pendidikan karena di dalamnya selain mengenalkan budaya, ada juga pesan moral yang tersirat untuk bisa dilakukan ataupun dihindari dalam kehidupan.
ADVERTISEMENT
Cerita Malin Kundang sangat terkenal di bumi nusantara, sering dijadikan bahan untuk karya seni seperti film. Bahkan ada patung yang konon dikatakan sebagai perwujudan kisah Malin Kundang. Sekarang ini lokasi batu tersebut menjadi salah satu destinasi wisata di Sumatera Barat yang terkenal.
Bagaimana sinopsis dan pesan moral dari cerita Malin Kundang? Yuk, disimak di artikel ini!

Sinopsis Singkat Cerita Malin Kundang

Adalah pesisir Pantai Air Manis (saat ini: kota Padang), hiduplah satu keluarga yang miskin, antara ayah, ibu dan anak. Tuntutan ekonomi yang makin terpuruk memunculkan niat bagi sang Ayah untuk mengadu nasib ke rantau orang.
Setelah sekian lama, sang Ayah tidak pulang. Malin Kundang dan ibunya hidup dalam kesusahan. Beranjak dewasa, Malin Kundang pun mengikuti jejak ayahnya untuk merantau.
ADVERTISEMENT
Tak disangka, kapal yang ditumpangi oleh Malin Kundang diserang oleh bajak laut. Awak kapal meninggal tersisa Malin Kundang yang berlindung di salah satu ruangan. Kapal itupun akhirnya berlabuh di salah satu pesisir pantai.
Di tempat yang baru ini, Malin Kundang bekerja dengan giat dan menjadi kaya raya. Setelahnya, dia pun mempersunting gadis pujaan hati. Sejak itu dia dikenal sebagai raja dan saudagar kaya nan baik hati.
Beberapa lama menikah, sang istri mengajak Malin mengunjungi suatu tempat, dan ternyata tempat tersebut adalah kampung halaman si Malin, yang di sana berada rumah dan ibu kandungnya. Setelah sampai, sang ibu mendapat kabar bahwa Malin telah pulang. Betapa senangnya hati.
Namun sayang, Malin yang telah bergelimang harta dan tahta malah malu mengakui kalau si tua renta itu adalah ibu kandungnya. Dia malu kepada istri dan para awak kapal. Sang ibu pun menangis dan akhirnya murka, kemudian dia meminta kepada Allah SWT untuk memberikan hukuman setimpal kepada anaknya.
ADVERTISEMENT
Allah SWT pun mendengar Do’a sang Ibu. Tidak lama setelah itu, Malin Kundang, Istri, para awak kapal hingga fisik kapal dan seluruh properti didalamnya berubah menjadi Batu. Itulah yang kita kenal saat ini sebagai “Batu Malin Kundang” yang ada di Pantai Air Manis, Padang, Sumatera Barat.

Pesan Moral Cerita Malin Kundang

Membaca ceritanya tentu membuat hati kita marah akan sikap Malin Kundang. Seorang ibu diperlakukan dengan tidak adil. Dan kesedihan serta doa dari sang ibu pun dikabulkan Semesta.
Berikut ini pesan moral yang bisa dipetik dari cerita rakyat Malin Kundang.
Ilustrasi pesan moral cerita Malin Kundang. Sumber foto : www.pexels.com
1. Jangan menyakiti hati orang tua
Orangtua khususnya ibu adalah wanita yang melahirkan dan membesarkan kita sepenuh hati, tanpa mengharapkan pamrih dan balas jasa sedikit pun. Dia melakukannya dengan penuh keikhlasan setiap detiknya.
ADVERTISEMENT
Bila kita menyakiti hati mereka, maka apapun bisa terjadi, karena murka seorang ibu adalah murkanya Allah SWT. Untuk itu, tetap sayangi dan hormati dia seumur hidupmu, dalam hidup dan matinya.
2. Jangan lupa diri karena harta
Gila terhadap harta dan jabatan bisa melupakan segalanya, dan kenyataan ini telah berlaku sejak dahulu kala.
Apalagi jika segala yang kita punya hari ini membuat kita lupa dan tidak menganggap ibu kandung sendiri, yang setiap hari mendoakan hal-hal baik untuk kita dalam menjalani kehidupan.
3. Jangan berbohong
Berbohong hanya menyelamatkan sementara, tapi menjatuhkan dan mencelakakan selama-lamanya. Untuk itu, teruslah berkata jujur dalam hal apapun, meski harus berakhir pahit dan mendapatkan apa yang tidak dikehendaki selepasnya.
ADVERTISEMENT
4. Berbaktilah pada orang tua
Doa orang tua senantiasa diijabah oleh Allah SWT. Oleh karena itu, selagi masih hidup berbaktilah pada orang tua. Jagalah sikap dan lisan agar tidak menyakiti hati mereka. Seringlah menjenguk atau menelepon menanyakan kabar.
Cerita Malin Kundang dari Sumatera Barat ini sangatlah baik untuk diceritakan pada anak-anak, agar mereka mengerti akan bakti pada orang tua. Semoga kita semua bisa menjadi anak-anak yang berbakti dan selalu berada dalam lindunganNya. (RAN)