Surat Al-Maun: Bacaan Arab, Latin, dan Artinya yang Perlu Diketahui Umat Muslim

Ilustrasi Bacaan Alquran, sumber foto: https://unsplash.com/

Mari belajar tentang Surat Al Maun: bacaan Arab, Latin, dan artinya dengan benar. Surat ini adalah salah satu risalah yang terdapat dalam Alquran pada urutan ke 107. Tergolong dalam surat Makiyyah karena turun di kota Makkah. Dalam buku Juz Amma dan Al Ma’surat Lengkap karya Tim Lingkar Kalam (Elex Media Komputindo: 2021) dijelaskan lengkap tentang surat ini.

اَرَءَيْتَ الَّذِيْ يُكَذِّبُ بِالدِّيْنِۗ

فَذٰلِكَ الَّذِيْ يَدُعُّ الْيَتِيْمَۙ

وَلَا يَحُضُّ عَلٰى طَعَامِ الْمِسْكِيْنِۗ

فَوَيْلٌ لِّلْمُصَلِّيْنَۙ

الَّذِيْنَ هُمْ عَنْ صَلَاتِهِمْ سَاهُوْنَۙ

الَّذِيْنَ هُمْ يُرَاۤءُوْنَۙ

وَيَمْنَعُوْنَ الْمَاعُوْنَ

Artinya:

”Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? Maka itulah orang yang menghardik anak yatim, dan tidak mendorong memberi makan orang miskin.Maka celakalah orang yang sholat, (sambung ke ayat 5, yaitu orang yang lalai terhadap sholat) (yaitu) orang-orang yang lalai terhadap sholatnya, yang berbuat riya', dan enggan (memberikan) bantuan.”

Surat Al-Maun dan Artinya

Surat Al-Maun diturunkan sebagai salah satu pengingat kepada umat manusia tentang orang yang mendustakan agama. Salah satunya adalah orang-orang yang menghardik anak yatim. Anak yatim merupakan anak yang ditakdirkan Allah tidak memiliki ayah atau ibu yang bisa menopang hidupnya secara layak. Allah menjadikan Nabi Muhammad sebagai anak yatim dalam hidupnya agar dirinya bisa menjadi teladan kebaikan.

Selain itu, pengingat bagi umat Islam yang kerap lalai pada sholatnya. Termasuk dalam menunda-nunda mengerjakan sholat. Amalan yang wajib sebaiknya disegerakan untuk dilakukan. Menyegerakan sholat menjadi salah satu ciri hamba yang beriman.

Dalam pengamalannya, tidak diperkenankan pula untuk riya’. Riya’ merupakan melakukan suatu amalan kebaikan bukan untuk mengharapkan ridha Allah, melainkan hanya untuk mencari pujian manusia.

Surat Al Maun: bacaan arab, latin, dan artinya, serta maknanya di atas menjadi pengingat manusia. Bahwasanya segala hal harus dilakukan dengan ikhlas mengharap ridha Allah saja. Dengan demikian, amalan yang dilakukan akan bernilai pahala dan dicatat sebagai amalan kebaikan di sisi Allah.(ANG)