Konten dari Pengguna

Tanam Paksa Belanda: Mengenal Sang Perealisasi, Johannes van den Bosch

12 Januari 2021 8:51 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Update tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Tanam paksa, atau yang disebut juga dengan Cultuurstelsel, merupakan kebijakan pemerintah kolonial Belanda saat itu.
ADVERTISEMENT
Kebijakan ini mewajibkan para petani merelakan 20 persen lahannya untuk ditanami tanaman komoditi sesuai yang diminta, dan bekerja secara sukarela dengan hasil yang nantinya diserahkan pada pemerintah Belanda.
Kebijakan tanam paksa ini dijalankan oleh Johannes van den Bosch, Gubernur Jenderal yang menjabat antara tahun 1830.

Seperti Apa Sih Sosok Johannes van den Bosch, Si Perealisasi Sistem Tanam Paksa Belanda Ini?

Foto: Wikipedia
Johannes graaf van den Bosch lahir 1 Februari 1780 di Herwijnen, Gelderland, Belanda. Tahun 1797, ia menginjakkan kaki di bumi Jawa dengan salah satu kapal Belanda. Kala itu, ia berpangkat letnan. Namun, tak lama kemudian, ia segera dipromosikan menjadi kolonel.
Setelah berselisih pendapat dengan Herman Willem Daendels, gubernur jenderal yang saat itu memerintah di Batavia (sekarang Jakarta), Bosch pun dipulangkan ke Belanda.
ADVERTISEMENT
Namun, pada tahun 1830, ia pun kembali ke Pulau Jawa, bahkan diangkat menjadi Gubernur Jenderal yang baru di Batavia, setelah dia sempat menjadi Panglima Maastricht.
Sistem tanam paksa dibuat untuk menambah kas negara akibat kehabisan dana untuk perang, terutama di wilayah koloni seperti di Jawa dan Sumatera. Kebijakan ini, yang sebelumnya hanya merupakan bentuk kajian dan wacana, akhirnya benar-benar dijalankan oleh Bosch, sejak ia diangkat menjadi Gubernur Jenderal Hindia Belanda ke-43.
Pada praktiknya, banyak sekali penyimpangan pada realisasi sistem tanam paksa ini, di antaranya:
ADVERTISEMENT
Karena hal inilah, Bosch dianggap sebagai salah satu gubernur jenderal yang paling kejam yang pernah memerintah di Batavia.
(CR)