Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten dari Pengguna
Tari Maengket: Sejarah, Asal Daerah, dan Makna Gerakannya
16 Februari 2022 18:27 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Update tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Tari Maengket berasal dari Minahasa , tepatnya Suku Tombulu, Sulawesi Utara. Tarian ini dilakukan oleh kelompok orang yang menyanyi sambil menari bahkan saling berpegangan tangan.
ADVERTISEMENT
Melansir dari situs kemdikbud, dulunya, tari ini tidak disebut sebagai Tari Maengket, tapi Maengket saja. Maengket pada masa lalu merupakan pertunjukan yang menggabungkan tarian, seni musik, serta seni vocal (nyanyian).
Sejarah Tari Maengket
Tari Maengket biasanya diiringi dengan nyanyian yang dilakukan oleh para penari didendangkan dengan bahasa yang beragam. Sedangkan alat musik yang digunakan, yaitu tambor, gong, dan tetengkoren.
Sesuai sejarah , sebutan Tari Maengket berasal dari kata engket yang berarti mengangkat tumit. Penambahan kata ma membuat maengket dapat diartikan sebagai tarian yang dilakukan dengan mengangkat tumit. Dalam pelaksanaannya, para penari memang mengangkat tumit saat membawakan tari ini.
ADVERTISEMENT
Para penari Maengket menggunakan baju tradisional khas Minahasa. Penari perempuan menggunakan kebaya yang dipadupadankan dengan kain khas Sulawesi Utara. Rambut para penari perempuan digelung dengan menggunakan sanggul pinkan (dua konde) dan diselipkan bunga ros di bagian sebelah kiri. Sementara itu, para penari laki-laki menggunakan kemeja lengan panjang yang dipadukan dengan celana panjang. Penempilan para pria dilengkapi dengan penutup kepala berbentuk segitiga khas Sulawesi Utara.
Pemimpin Tari Maengket menggunakan baju yang hampir sama dengan penari yang lain. Namun, baju yang dikenakan terlihat lebih mencolok baik dari segi warna maupun corak. Hal itu untuk membedakan antara pemimpin dengan penari lain. Selain itu, seluruh penari juga dilengkapi dengan aksesoris berupa lenso atau sapu tangan yang dikaitkan di jari kelingking baik sebelah kiri maupun kanan.
ADVERTISEMENT
Pada zaman dahulu, gerakan-gerakan Tari Maengket masih sangat sederhana. Seiring perkembangan zaman, gerakan tari ini pun mengalami banyak modifikasi. Tari tradisional ini memiliki tiga bagian, yaitu maowey kamberu, marambak, dan lalayan.
Pada bagian pertama, yaitu maowey kambaru, yang ditandai dengan jentikan jari dari kapel. Jentikan jari ini bermaksud untuk mengundang dewi turun ke Bumi. Pada bagian ini, para penari melakukan gerakan-gerakan yang menggambarkan rasa syukur dan kebahagiaan atas hasil panen yang melimpah.
Bagian kedua, yaitu marambak yang berasal dari kata rambak yang berarti menyentakkan kaki ke tanah. para penari membawakan gerakan yang menggambarkan semangat gotong royong pada masyarakat Minahasa, yaitu tradisi mapalus.
Bagian terakhir, yaitu lalayan disebut juga tari pergaulan. Bagian ini menggambarkan hubungan antara pemuda dan pemudi Minahasa pada zaman dahulu dalam mencari jodoh. (DNR)
ADVERTISEMENT