Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Teori Perdagangan Internasional Klasik dan Modern dari Para Ahli
28 Februari 2025 15:52 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Update tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Perdagangan internasional merupakan kegiatan jual beli barang dan jasa antara suatu negara dengan negara lainnya. Hubungan perniagaan tersebut dapat terjadi dalam bentuk ekspor dan impor. Hal ini berperan penting sebagai motor penggerak pertumbuhan ekonomi suatu negara.
ADVERTISEMENT
Dalam perekonomian global, perdagangan internasional didorong oleh perbedaan faktor produksi yang membuat suatu negara lebih unggul dalam memproduksi barang atau jasa tertentu dibanding negara lain. Untuk memahami bagaimana perdagangan internasional bekerja, para ahli telah mengembangkan berbagai teori perdagangan internasional. Berikut di antaranya.
Teori Perdagangan Internasional Klasik
Teori perdagangan internasional dikelompokkan menjadi dua, yaitu teori klasik dan teori modern. Teori klasik adalah teori keunggulan atau absolut dari Adam Smith dan teori keunggulan komparatif atau keunggulan relatif dari David Ricardo dan John Stuart Mill.
Teori modern adalah teori yang dikemukakan oleh Hecksher dan Ohlin (Teori H-O) mengenai ketersediaan faktor produksi (factor endowment).
Mengutip buku Membuka Cakrawala Ekonomi untuk Kelas XI karya Imamul Arifin dan Giana Hadi W., berikut penjelasan dari tiap teori.
ADVERTISEMENT
1. Teori Keunggulan Mutlak
Teori keunggulan mutlak dari Adam Smith dikenal sebagai teori murni perdagangan internasional. Inti dari teori ini adalah:
Suatu negara akan melakukan spesialisasi terhadap ekspor suatu jenis barang tertentu. Negara tersebut memiliki keunggulan mutlak dan tak memproduksi atau mengimpor jenis barang lain yang negara tersebut tak memiliki keunggulan mutlak terhadap negara lain yang memproduksi barang sejenis.
Dengan kata lain, suatu negara akan mengekspor suatu jenis barang, jika negara tersebut dapat memproduksinya lebih dan efisien atau lebih mudah dibandingkan negara lain, begitu pula sebaliknya.
2. Teori Keunggulan Relatif atau Komparatif
Teori keunggulan komparatif dari David Ricardo (1772—1823) dan John Stuart Mill (1806—1873) dapat dianggap sebagai kritik sekaligus penyempurnaan atas teori keunggulan mutlak dari Adam Smith.
Menurut Teori keunggulan komparatif suatu negara akan mengkhususkan diri pada ekspor barang tertentu, apabila negara tersebut memiliki keunggulan komparatif terbesar, dan akan mengkhususkan diri pada impor barang, apabila negara tersebut memiliki kerugian komparatif.
ADVERTISEMENT
Dengan kata lain, suatu negara akan melakukan ekspor barang, jika barang tersebut dapat diproduksi dengan biaya lebih rendah, dan akan melakukan impor, jika barang tersebut diproduksi dengan biaya lebih tinggi.
Teori Perdagangan Internasional Modern
Teori perdagangan modern dikemukakan oleh Eli Heckscher. Ia seorang pakar sejarah ekonomi Swedia yang mengembangkan suatu gagasan penting dalam artikelnya pada 1919.
Penjelasan lengkap tentang artikel tersebut kemudian dikembangkan dan dipublikasikan pada 1933 oleh anak didik Heckscher, yaitu Bertil Ohlin. Mereka berdua membuat suatu teori berdasarkan pandangan Ricardo yang mengembangkan model berdasarkan aspek kepemilikan faktor produksi.
Oleh karena itu, teori Heckscher dan Ohlin (Teori H-O) disebut juga teori ketersediaan fakor yang menyatakan bahwa:
ADVERTISEMENT
Komoditas-komoditas yang dalam produksinya memerlukan faktor produksi yang melimpah dan faktor produksi yang langka diekspor untuk ditukar dengan komoditas yang membutuhkan faktor produksi dalam proporsi yang sebaliknya.
Jadi secara tidak langsung faktor produksi yang melimpah diekspor dan faktor produksi yang langka diimpor. Dengan kata lain, suatu negara cenderung untuk mengekspor barang yang menggunakan faktor produksi relatif melimpah di negara tersebut, dan akan mengimpor barang yang menggunakan faktor produksi relatif langka.
(SA)