Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.97.1
Konten dari Pengguna
Teori Psikologi Sigmund Freud tentang Dinamika Motivasional
13 Juli 2021 9:34 WIB
·
waktu baca 3 menitDiperbarui 13 Agustus 2021 14:04 WIB
Tulisan dari Berita Update tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
![Teori Psikologi Sigmund Freud, Foto: Pixabay](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1626109106/sigmund-freud-1153858_960_720_sudxr8.jpg)
ADVERTISEMENT
Sigmund Freud adalah seorang Bapak Psikoanalisis yang lahir di Moravia, 6 mei 1856 dan meninggal di London, 23 September 1939. Hingga detik ini teori psikologi Sigmund Freud masih sangat relevan bagi kehidupan manusia, termasuk teorinya tentang dinamika motivasional.
ADVERTISEMENT
Teori Psikologi Sigmund Freud Tentang Dinamika Motivasional
Dilansir dari situs resmi UST Jogja, karena tingkat kehidupan mental dan wilayah pikiran mengacu pada komposisi kepribadian, maka Freud mengusulkan dinamika motivasional untuk menjelaskan kekuatan-kekuatan yang mendorong tindakan manusia.
Menurut Freud, manusia termotivasi untuk mencari kesenangan dan mengurangi kecemasan. Motivasi ini diperoleh dari energi psikis dan fisik dari dorongan-dorongan dasar dimiliki setiap manusia. Adapun dinamika motivasional itu sebagai berikut:
1. Insting sebagai Energi Psikis
Insting adalah perwujudan psikologi dari kebutuhan tubuh yang menuntut pemuasan. Contoh: insting haus berasal dari kebutuhan fisiologis sebagai kekurangan air dan kebutuhan psikologis di dalam bentuk keinginan untuk menegak air.
Hasrat dari insting secara kuantitatif adalah energi psikis dan kumpulan energi dari seluruh insting yang dimiliki seseorang dan mampu menggerakkan proses kepribadian.
ADVERTISEMENT
a. Sumber insting yang merupakan kondisi jasmaniah. Tubuh menuntut keseimbangan terus menerus. Kekurangan air akan mengganggu keseimbangan, sehingga memunculkan insting haus.
b. Tujuan insting adalah untuk menghilangkan rangsangan jasmaniah. Contoh: tujuan insting haus adalah menghilangkan keadaan kekurangan air dengan cara minum.
c. Objek insting yang merupakan segala aktivitas yang menjadi perantara keinginan dan terpenuhinya keinginan tersebut. Contoh: objek insting haus bukan hanya minuman, tetapi juga kegiatan mencari uang dan membeli minuman.
d. Pendorong insting yang merupakan kekuatan insting, yang bergantung pada intensitas kebutuhan. Contoh: semakin haus seseorang, maka penggerak insting minumnya makin besar.
2. Kecemasan
ADVERTISEMENT
Kecemasan merupakan variabel penting dari hampir semua teori kepribadian. Sebagai dampak dari konflik yang tak bisa dihindarkan, kecemasan dipandang sebagai komponen dinamika kepribadian yang utama.
Kecemasan adalah fungsi ego yang memperingatkan seseorang tentang kemungkinan datangnya suatu bahaya agar ia bisa menyiapkan reaksi adaptif yang sesuai. Kecemasan sendiri terdiri dari 3 jenis, yaitu:
a. Kecemasan realistis yang merupakan ketakutan terhadap bahaya nyata ada di dunia luar. Kecemasan ini menjadi awal dari munculnya kecemasan neurotis dan kecemasan moral.
b. Kecemasan neurotis yang merupakan ketakutan terhadap hukuman yang akan diterima dari figur penguasa jika seseorang melakukan pelanggaran. Padahal hukuman itu belum tentu diterimanya, karena figur penguasa itu belum tentu mengetahui pelanggaran yang dilakukannya. Jadi, hukuman dan figur pemberi hukuman di dalam kecemasan neurotis bersifat khayalan.
ADVERTISEMENT
c. Kecemasan moral yang merupakan kecemasan kata hati, umumnya timbul saat seseorang melanggar standar nilai orang tua. Meskipun serupa dengan kecemasan neurotis, tetapi prinsipnya berbeda. Tingkat kontrol ego seseorang pada kecemasan moral tetap rasional di dalam pemikiran masalahnya, sedangkan pada kecemasan neurotis, seseorang berada di dalam keadaan distres dan panik, sehingga tidak bisa berpikir dengan jelas.
3. Mekanisme Pertahanan Ego
Freud mendefinisikan mekanisme pertahanan ego sebagai strategi yang digunakan seseorang untuk menghadapi tekanan superego atas ego, supaya meredam atau setidaknya mengurangi kecemasan. Adapun beberapa mekanisme pertahanan ego sebagai berikut:
a. Identifikasi: cara mengurangi kecemasan dengan mengidentifikasikan diri dengan orang yang dianggap lebih berhasil memuaskan hasratnya dibandingkan dirinya.
b. Represi: proses ego menggunakan kekuatan anticathexes untuk menekan segala sesuatu (ide, insting, ingatan, dan pikiran) yang bisa membuat kecemasan untuk keluar dari kesadaran.
ADVERTISEMENT
c. Proyeksi: mekanisme untuk mengubah kecemasan neurotis atau moral menjadi kecemasan realistis, dengan melemparkan impuls internal yang mengancam ke objek di luar, sehingga ancaman itu seolah-olah terproyeksi dari objek eksternal kepada diri orang itu sendiri.
Lewat teori psikologi Sigmund Freud di atas, sekarang kamu sudah paham bagaimana motivasi terbentuk, kan?(BRP)