Tradisi Rasulan di Gunung Kidul, Pesonal Kearifan Lokal Indonesia

Konten dari Pengguna
15 September 2021 16:20 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Update tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Tradisi rasulan di Gunung Kidul. Sumber: commons.wikimedia.org
zoom-in-whitePerbesar
Tradisi rasulan di Gunung Kidul. Sumber: commons.wikimedia.org
ADVERTISEMENT
Tradisi rasulan di Gunung Kidul merupakan salah satu tradisi adat masyarakat Yogyakarta. Rasulan adalah ungkapan rasa syukur masyarakat setempat setelah melakukan panen pada beberapa pekan sebelumnya. Secara umum, tradisi rasulan ini akan melewati proses yang cukup panjang hingga beberapa hari. Namun, sejak pandemi, prosesi tradisi rasulan menjadi lebih singkat.
ADVERTISEMENT
Tujuan masyarakat Gunung Kidul melakukan tradisi rasulan adalah sebagai doa agar hasil panen pada tahun berikutnya bisa lebih baik. Adapun kegiatan yang menjadi puncak tradisi rasulan ini adalah kirab budaya atau karnaval yang dilakukan dengan mengelilingi pedukuhan dari masing-masing dusun sembari membawa berbagai aneka gunungan yang terdiri dari hasil panen.

Mengenal Tradisi Rasulan di Gunung Kidul yang Menjadi Pesona Kearifan Lokal Indonesia

Tradisi rasulan di Gunung Kidul. Sumber: commons.wikimedia.org
Menurut buku Xplore Ulangan Harian SD/MI Kelas 5 karya Tim Cendekia Nusantara (2020:45), perayaan tradisi rasulan biasanya digelar dengan berbagai kemeriahan dan juga hiburan rakyat. Akan tetapi, selama pandemi, masyarakat Gunung Kidul terpaksa memperingati tradisi rasulan dengan cara yang berbeda, yaitu doa bersama dengan sejumlah tokoh masyarakat dan membawa berbagai jenis makanan di tempat terbuka.
ADVERTISEMENT
Selain itu, sanak saudara yang datang berkunjung ke rumah untuk merayakan tradisi rasulan juga tidak banyak. Pada pada tahun-tahun sebelumnya, tradisi rasulan di Gunung Kidul menjadi sarana silaturahmi dan masyarakat akan menyediakan berbagai jenis makanan untuk saudara yang datang.
Tradisi rasulan dilakukan sebagai wujud rasa syukur masyarakat Gunung Kidul menjelang musim tanam tiba dan juga membuang hal-hal negatif di dusun tersebut supaya terhindar dari segala malapetaka dan penyakit lainnya. adapun tradisi rasulan ini dilaksanakan setiap musim kemarau atau pada saat musim panen kedua.
Pada mulanya, pemerintah desa akan mengumpulkan para warganya untuk membentuk panitia rasulan dan menentukan acara yang nantinya akan dilaksanakan, seperti wayang, olahraga, dan kesenian lainnya. Namun, semakin banyaknya acara yang dilakukan, maka dana yang dibutuhkan akan semakin besar. Biasanya panitia akan meminta setiap kepala keluarga untuk melakukan iuran demi terlaksananya tradisi ini. (Anne)
ADVERTISEMENT