Konten dari Pengguna

Tulisan Aksara Jawa Lengkap dengan Sandangan dan Pelengkap Huruf

24 November 2021 14:31 WIB
·
waktu baca 4 menit
clock
Diperbarui 2 Maret 2023 17:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Update tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi tulisan aksara Jawa. Sumber: dikpora.jogjaprov.go.id
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi tulisan aksara Jawa. Sumber: dikpora.jogjaprov.go.id
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Beberapa tahun terakhir ini, pemerintah sedang gencar-gencarnya melakukan gerakan dalam melestarikan bahasa daerah, salah satunya adalah bahasa Jawa. Materi pelajaran yang biasanya diperkenalkan pertama kali adalah aksara Jawa lengkap.
ADVERTISEMENT
Ketika Anda belajar bahasa Jawa, pasti tidak asing dengan aksara Jawa. Walaupun sudah belajar, sebagian orang masih banyak yang belum hafal tulisan aksara Jawa lengkap dengan sangdangan dan pelengkap huruf.

Tulisan Aksara Jawa, Sandangan, dan Pelengkap Huruf

Ilustrasi menulis aksara Jawa. Foto: Pexels
Mengutip buku Aksara-aksara di Nusantara karya Ridwan Maulana (2020), tulisan aksara Jawa pertama kali distrandarisasikan penulisannya pada sebuah lokakarya di Sriwedari, Surakarta pada tahun 1926 yang hasilnya disebut sebagai Wewaton Sriwedari.
Setelah itu, bermunculanlah ketetapan dan pedoman-penoman penulisan lainnya, seperti Paduan Panoelise Temboeng Djawa oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 1956, juga pada Kongres Bahasa Jawa setiap tahun yang dimulai sejak tahun 1991.
Selain itu, pemerintah provinsi Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Yogyakarta juga bersama-sama menerbitkan paduan penulisan demi menyeragamkan tata tulis dan pembelajaran di ketiga provinsi tersebut.
ADVERTISEMENT
Namun secara garis besar dikenal dua sistem tata tulis yang banyak digunakan, yakni tata tulis Mardikawi (mengikuti tata tulis aksara Kawi) maupun Sriwedari dan KBJ (digunakan di buku dan sekolah-sekolah).

Huruf Jawa Dasar - Hanacaraka

Tulisan aksara Jawa. Foto: Flicker
Aksara Jawa diciptakan oleh Ajisaka (menurut serat Ajisaka) yang menampilkan susunan aksara Jawa dengan "hanacaraka" yang mengisahkan pertarungan dua abdinya, yakni Dora dan Sembada hingga gugur.
Di sisi sejarah, aksara Jawa merupakan kelanjutan trasformasi aksara Kawi yang berbentuk modern telah tetap ortografinya sejak abad ke-17.
Secara umum, "hanacaraka" adalah istilah untuk sejumlah aksara serumpun yang digunakan di pulau Jawa. Nama "hanacaraka" berasal dari lima huruf pertama dalam deret tradisional aksara Jawa.
Pangram "hanacaraka" sendiri muncul pada era berkembangnya Islam di Jawa. Pangram ini berguna untuk memudahkan dalam mengingat 20 huruf yang digunakan untuk bahasa Jawa standar.
ADVERTISEMENT
Hal ini karena seluruh aksara hanya digunakan untuk menulis bahasa Kawi dan Sansekerta, sedangkan bahasa tersebut telah ditinggalkan di masa-masa selanjutnya. Aksara Jawa juga digunakan untuk menulis bahasa Sunda dan Madura dengan ragam tertentu.
Aksara Jawa atau yang disebut juga sebagai aksara carakan terdiri dari 20 huruf, yakni ha, na, ca, ra, ka, da, ta, sa, wa, la, pa, dha, ja, ya, nya, ma, ga, ba, tha, nga. Berikut bentuk penulisan aksara carakan:
Ilustrasi aksara hanacaraka. Foto: Mulok SMP Bahasa Jawa
Aksara carakan atau huruf "hanacaraka" ini merupakan jenis aksara paling dasar dalam mempelajari aksara Jawa.

Pasangan Aksara Jawa

Ilustrasi pasangan dan perlengkap huruf aksara Jawa. Foto: Flickr
Dalam penulisan aksara Jawa, untuk menuliskan sebuah kata dengan menghilangkan huruf vokal, maka digunakanlah pasangan. Penulisan pasangan aksara Jawa tidak dapat dituliskan sembarangan, terdapat cara-cara yang sudah ditentukan.
ADVERTISEMENT
Fungsi pasangan aksara Jawa adalah untuk membuat susunan kalimat, yang mana kata terakhir tidak menggunakan huruf vokal.
Dengan kata lain, simbol pasangan dalam kalimat aksara Jawa digunakan untuk menulis huruf mati yang berasal dari suku kata dasar, seperti H, N, C, R, K, D, T, S, L, P, Dh, J, Y, dan seterusnya. Berikut bentuk penulisannya:
Ilustrasi pasangan aksara Jawa. Foto: Mulok SMP Bahasa Jawa
Selain dengan aksara carakan dan pasangan, terdapar pelengkap huruf agar memduahkan pengguna dalam menuliskan tulisan.
Pelengkap huruf merupakan bentuk vokal yang tidak bisa berdiri sendiri. Seperti namanya, pelengkap huruf berfungsi untuk melengkapi sebuah aksara.

Aksara Wilangan

Sama seperti bahasa lainnya, dalam aksara Jawa juga terdapat aksara wilangan, yakni penulisan bilangan dalam bahasa Jawa yang terdiri dari angka 1, 2, 3, 4, 5, 6,7, 8, 9, 0. Berikut adalah bentuk penulisan aksara wilangan yang bisa dipahami.
Ilustrasi aksara wilangan. Foto: Mulok SMP Bahasa Jawa

Aksara Swara

Aksara swara adalah tulisan yang melambangkan bunyi fonem yang digunakan untuk menuliskan huruf vokal dan berperan sebagai suku kata serta menempati posisi awal, tengah, maupun akhir sebuah kata. Berikut adalah bentuk penulisan aksara swara yang bisa dipahami.
Ilustrasi aksara Swara. Foto: Mulok SMP Bahasa Jawa
Demikian pejelasan mengenai tulisan aksara Jawa lengkap dengan pasangan, huruf pelengkap, hingga aksara swara. Dengan mempelajari aksara Jawa, mana menjadi salah satu cara dalam melestarikan budaya yang ada sejak dahulu.
ADVERTISEMENT
(MZM & SFR)