5 Kota Paling Aneh di Dunia, Ada yang Lebih Banyak Dihuni Mayat

Berita Viral
Membahas isu-isu yang lagi viral
Konten dari Pengguna
29 September 2020 16:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Viral tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Kota Setenil de las Bodegas di Spanyol yang berdiri di bawah tebing Foto: Kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Kota Setenil de las Bodegas di Spanyol yang berdiri di bawah tebing Foto: Kumparan
ADVERTISEMENT
Setiap kota ataupun negara di dunia memiliki keunikannya masing-masing. Seperti, kontur alam, sejarah, kebiasaan, dan adat istiadat masyarakat aslinya menjadi daya tarik tersendiri bagi para traveler.
ADVERTISEMENT
Menariknya, di antara sekian banyak kota yang unik tersebut terdapat kota memiliki predikat aneh karena berbagai alasan, lho. Salah satunya ada kota yang lebih banyak 'dihuni' oleh mayat, sampai warganya dilarang untuk meninggal.
Dilansir dari berbagai sumber, berikut kumparan rangkum lima di antaranya.
Kota Colma adalah kota terkecil di wilayah San Mateo, California, Amerika Serikat. Kota ini dijuluki sebagai City of Souls alias Kota Jiwa-jiwa. Julukan seram ini bukan tanpa alasan.
Dalam laman resmi pemerintah setempat dituliskan bahwa Colma memiliki 16 kawasan pemakaman. Dalam kota seluas 4,9 km persegi itu terdapat 1,5 juta 'jiwa' alias roh orang yang telah meninggal dan dikubur di sana. Sementara penduduk lokalnya yang hidup hanya berkisar 1.509 orang saja.
Kota Colma di Amerika Serikat. Foto: Kumparan
Jenazah-jenazah yang berada di Colma biasanya bukan berasal dari kota itu sendiri, tapi 'diekspor' dari luar kota, salah satunya adalah San Fransisco.
ADVERTISEMENT
Ya, jenazah yang tak lagi dapat tempat di San Fransisco karena wabah mematikan diungsikan di Colma, karena kuburan di kota itu sudah terlalu penuh.
Pernah berpikir tinggal dan hidup di bawah tebing? Mungkin tidak, tapi enggak bagi masyarakat yang hidup di Kota Setenil de las Bodegas, Spanyol.
Kota ini dibangun di atas tebing yang dulunya digunakan oleh bangsa Moor, penduduk Arab yang pernah menguasai Spanyol. Setenil de las Bodegas menjadi kawasan yang sangat terlindung pada masa itu.
Kota Setenil de las Bodegas di Spanyol yang berdiri di bawah tebing Foto: Kumparan
Ketika penduduk Spanyol berhasil mengambil alih kuasa, tebing itu tak lagi dijadikan benteng. Sementara rumah-rumah di bawahnya tetap dipergunakan selama berabad-abad.
ADVERTISEMENT
Lantaran tebing batu di atasnya dapat dimanfaatkan untuk mengurangi hawa panas ketika musim panas, dan sebaliknya pada musim dingin. Selain dijadikan pemukiman, warga setempat juga melaksanakan usahanya di rumah-rumah tersebut, seperti membuka kafe atau restoran.
Enggak heran banyak pelancong yang datang ke tempat ini hanya untuk membuktikan sendiri keunikannya, dan melihat lebih dekat batuan basalt yang menaunginya. Aduh, apa pada enggak takut tertimpa, ya?
Tinggal di dalam bangunan es seperti igloo mungkin sudah tak lagi aneh. Tetapi bagaimana jika tinggal di dalam bangunan dari tanah, yang juga berlokasi di bawah tanah? Hmm.. Mungkin bisa dibilang aneh, ya.
Kota Matmata di Tunisia Foto: Kumparan
Sebuah kota unik di Tunisia bernama Matmata adalah jawaban dari rasa penasaran itu. Dilansir Atlas Obscura, Matmata adalah sebuah kota yang rumah-rumah penduduknya berada di bawah tanah. Kota Matmata bahkan sempat populer karena dijadikan lokasi syuting rumah fiksi Luke Skywalker dalam film Star Wars.
ADVERTISEMENT
Masyarakatnya menghuni lubang besar yang digali dari tanah-tanah berbatu. Rumah-rumah itu berbentuk gua dengan berbagai ruangan di dalamnya, mulai dari dapur, kamar tidur, hingga ruang tamu.
Bangunan berkonsep troglodyte itu diklaim dapat bertahan selama bertahun-tahun dan mengurangi sengatan panas matahari. Kecuali apabila terjadi hujan lebat yang menyebabkan banjir atau terjadi kekeringan ekstrem.
Sebuah kota kecil di Norwegia yang bernama Longyearbyen punya peraturan yang unik, aneh, tapi nyata. Kota yang dikenal sebagai habitat beruang kutub itu melarang warganya untuk meninggal dunia.
Dilansir BBC, aturan itu bahkan telah dimasukkan dalam undang-undang yang disahkan pemerintah setempat. Alasannya sederhana, karena temperatur kota yang rendah dan berselimut salju, mayat di Longyearbyen akan sulit untuk membusuk. Bakteri dan serangga pengurai saja kesulitan untuk hidup di tempat ini.
ADVERTISEMENT
Jenazah penduduknya yang meninggal akibat virus Flu Prancis pada 1917-1920 saja masih bersemayam di kota ini. Oleh karena itu, jika ada penduduk yang meninggal dunia, maka jenazahnya mesti diterbangkan ke bagian lain Norwegia.
Itu sebabnya, biasanya warga setempat akan dipindahkan ke kawasan lain apabila sudah mencapai kondisi kritis. Kalau meninggalnya mendadak, tak akan ada orang yang mau membantu menguburnya.
Tumpukan sampah yang memadati Kota Manshiyat Naser, Mesir. Foto: domob.com
Dijuluki sebagai Kota Sampah, Manshiyat Naser adalah daerah kumuh dan termiskin di Ibu Kota Mesir, Kairo. Dilansir Culture Trip, kawasan seluas 5,54 km persegi itu dihuni 262 ribu orang yang berprofesi sebagai Zabbaleen atau pemulung.
Penduduk setempat memanfaatkan limbah bekas masyarakat Kairo untuk bertahan hidup. Mereka mengumpulkan sampah dari rumah ke rumah, membawanya pulang, lalu melakukan daur ulang.
ADVERTISEMENT
Di Manshiyat Naser, sampah bisa kamu temukan di mana-mana. Hampir setiap titik daerahnya berisi sampah. Baik di tepi rumah, sudut jalan, hingga atap, kamu bisa menemukan berkarung-karung sampah.
Selain kumuh dan kotor karena penuh dengan sampah, Manshiyat Naser juga mengalami kesulitan di infrastruktur, seperti saluran pembuangan, listrik, dan air. Jorok banget, deh.
Di antara kelima kota di atas, ada yang sudah pernah atau ingin kamu kunjungi? (Mon)