Ahli Coba Hitung Sisa Umur Matahari, Bakal Telan Bumi Sebelum Akhirnya Mati?

Berita Viral
Membahas isu-isu yang lagi viral
Konten dari Pengguna
15 Oktober 2021 16:12 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Viral tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi matahari. Foto: NASA/flickr
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi matahari. Foto: NASA/flickr
ADVERTISEMENT
Matahari menurut perhitungan ahli saat ini sudah berusia 4,6 miliar dan diperkirakan masih memiliki waktu 10 miliar tahun untuk bertahan hidup. Tapi bintang besar itu diprediksi akan menyusut menuju kematiannya.
ADVERTISEMENT
Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan di jurnal Monthly Notices of the Royal Astronomical Society, astronom menghitung bagaimana intensitas Matahari berevolusi selama 5 miliar tahun ke depan dan kehabisan energi hidrogen.
Mengutip Live Science, inti Matahari akan menyusut dengan bagian luar membesar mencapai Mars. Tapi ini akan terjadi sekitar 5 miliar tahun lagi.
Dalam proses ini Bumi akan ditelan oleh Matahari, dengan catatan jika planet ini masih ada. Sebab ada prediksi kehidupan Bumi hanya tersisa 1 miliar tahun lagi.
Salah satu penelitian pada 2018 lalu memprediksi, Matahari akan menjadi Nebula yakni gelembung gas dan debu yang bercahaya. Mereka percaya Nebula merupakan mayat Matahari dan menjadi fase akhir kehidupan pusat tata surya itu.
Ilustrasi permukaan Matahari. Foto: LoganArt via Pixabay
Lalu apa dampak dari umur matahari yang katanya mau habis itu? Tanpa kandungan hidrogen, inti Matahari disebut mulai berkontraksi, sementara gaya gravitasi mulai mengambil alih inti Matahari.
ADVERTISEMENT
Alhasil bintang itu hanya akan menjadi kumparan raksasa merah dan mati. Perlahan Matahari akan mati pelan-pelan menjadi katai putih.
Matahari butuh tumbuh dua kali dari sekarang. Apabila pertumbuhan itu terjadi, Matahari artinya berhasil bertahan dari transformasi kematian Matahari, dan bintang terbesar itu akan terselamatkan 5 miliar tahun ke depan.
Selain itu, matahari juga akan menjadi susut menjadi kehilangan cahaya, alias menjadi putih. Studi tahun 2018 menggunakan pemodelan komputer menyebut 90 persen bintang setelah membengkak jadi raksasa merah lantas menyusut jadi katai putih dan berakhir sebagai nebula planet.
Tak hanya itu, menurut para peneliti ketika hal ini terjadi, manusia sudah tidak ada di Bumi. Sebab, umat manusia hanya memiliki sisa sekitar 1 miliar tahun untuk hidup di Bumi.
Ilustrasi Bumi. Foto: NASA
Bumi akan jadi tempat yang makin tak nyaman dihuni imbas peningkatan kecerahan Matahari sekitar 10 persen setiap 1 miliar tahun.
ADVERTISEMENT
Peningkatan kecerahan berkala ini akan mengakhiri banyak kehidupan di Bumi. Lautan akan menguap dan permukaan Bumi akan menjadi terlalu panas untuk membentuk air.
Prediksi lain menyebutkan Matahari di masa depan dapat merusak pelindung medan magnet planet-planet yang di sekitarnya. Terakhir, beberapa astronom memprediksi dari punahnya Matahari justru akan menimbulkan kehidupan baru di planet-planet sekitar Matahari seperti Merkurius, Venus, Mars, dan Bumi yang baru.
Selain menjadi pengingat kehidupan di Bumi akan kiamat, penelitian ini berimplikasi pada pencarian kehidupan di luar bumi. Pasalnya, kehidupan di planet tidak bisa bertahan lama dari dampak kematian Matahari. (ace)