Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Alasan Mengapa Gerakan Earth Hour Selalu Identik dengan Mematikan Lampu
27 Maret 2022 13:22 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Viral tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Tak banyak orang tahu mengapa gerakan/kampanye Earth Hour pada bulan Maret setiap tahunnya selalu digelar di berbagai negara termasuk di Tanah Air. Bahkan, gerakan ini selalu identik dengan mematikan lampu mulai pukul 20.30 WIB hingga 21.30 WIB. Lalu bagaimanakah gerakan mematikan lampu menjadi ciri khas Earth Hour?
ADVERTISEMENT
Apalagi, banyak orang tidak mengetahui gerakan ini. Padahal, Earth Hour sangat berdampak positif untuk perubahan iklim. Namun, masih banyak kalangan yang tidak mau tahu tentang kampanye global yang satu ini.
Nah, berikut asal usul mengapa Earth Hour sangat identik dengan mematikan lampu. Apalagi, sebanyak 180 negara saat ini telah bergabung untuk melakukan kampanye sejam tanpa cahaya alias mematikan lampu.
1. Cahaya lampu mempengaruhi iklim
Mengutip NDTV, kampanye Earth Hour pertama kali digelar di Sidney, Australia, pada 2007 silam. Gerakan ini dibuat oleh Badan Organisasi non-pemerintah Internasional atau World Wide Fund foor Nature (WWF).
Aksi mematikan lampu bermula saat iklim sebelum 2007 mengalami perubahan drastis lantaran banyaknya cahaya, efek rumah kaca, hingga membuat bumi makin panas.
Dengan hal itulah, sebanyak 2,2 juta orang di Sidney kala itu bergabung ikut kampanye mematikan lampu hingga peralatan elektronik untuk mencegah perubahan iklim.
ADVERTISEMENT
2. Cahaya lampu sangat berbahaya bagi iklim di bumi
Menurut berbagai ahli, mematikan lampu selama sejam pada bulan Maret setiap tahunnya tidak akan mampu menyelamatkan bumi. Namun, gerakan ini dinilai sangat efektif menjaga lingkungan di tempat yang kita tinggali saat ini agar tetap terjaga terutama dari perubahan iklim ekstrrem.
Mengutip Global News, perubahan iklim ekstrem dan makin panasnya suhu di bumi saat ini dianggap merupakan dampak cahaya lampu, efek rumah kaca, hingga peralatan elektronik yang kerap kita gunakan setiap hari.
3. Hemat energi
Tak dimungkiri, penggunaan listrik, mulai dari lampu hingga peralatan elekronik dianggap menjadi salah pemicu makin cepatnya perubahan iklim di bumi. Nah, selain gerakam mematik lampu, Earth Hour juga berkampanye untuk mengajap penduduk bumi hemat energi.
Pasalnya, miliaran penduduk bumi saat ini sangat bergantung dengan listrik hingga membuat hal tersebut sangat berpengaruh pada iklim di bumi yang menurut parah ahli makin ekstrem.
ADVERTISEMENT
4. Menyelamatkan bumi
Meski hanya sejam, namun tahu kamu penggunaan listrik termasuk cahaya lampu dan efek rumah kaca perlahan bisa menghancurkan bumi. Nah, hal inilah yang menjadi prioritas WWF dengan meminta penduduk bumi mematikan lampu atau listrik pada 26 Maret setiap tahunnya atau tergantung ketetapan WWF.
Sebab, 60 menit tanpa listrik atau cahaya lampu bisa menyelematkan bumi terkhusus benua antartika. Terlebih, menurut para ahli, efek rumah kaca dan cahaya lampu mampu menaikkah suhu 10 derajat celcius. Dan, bukan tidak mungkin benua tersebut akan kehilangan esnya.
5. Mengurangi penggunaan listrik
Meski sangat tergantung dengan listrik, mematikan lampu selama 60 menit sangat bermanfaat bagi setiap makhluk di bumi. Bahkan, menurut penelitian pada 2014 lalu, mematikan listrik, alat elektronik, hingga lampu bisa mengurangi 4 persen penggunaan listrik di bumi.
ADVERTISEMENT
Itulah 5 mengapa Earth Hour identik dengan mematikan lampu. Sebab, penggunaan cahaya lampu dianggap perlahan menjadi pemicu perubahan iklim di bumi yang setiap tahunnya makin ekstrem. Sebenarnya, gerakan Earth Hour tidak hanya mematikan lampu, namun juga mematikan peralatan elektronik listrik. (fre)