Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Antropolog Ungkap Kemungkinan Manusia Purba Masih Hidup di Flores
22 April 2022 18:38 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Berita Viral tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kerangka kecil spesies manusia yang punah di pulau Flores, Indonesia, yang kemudian dikenal sebagai Homo floresiensis pernah diungkap pada tahun 2003 lalu. Namun belakangan, para ahli yakin spesies manusia purba yang juga disebut Hobbit ini masih hidup di hutan di Pulau Flores.
ADVERTISEMENT
Seorang pensiunan profesor antropologi di University of Alberta, Gregory Forth mengatakan bahwa bukti bahwa keberadaan spesies yang berkelanjutan mungkin telah diabaikan, dan Hobbit mungkin masih hidup hari ini, atau setidaknya dalam ingatan orang yang hidup hari ini.
Dikutip dari IFLScience, dalam sebuah opini untuk The Scientist yang mempromosikan bukunya yang akan rilis Between Ape and Human, Forth berpendapat bahwa ahli paleontologi dan ilmuwan lain telah mengabaikan pengetahuan dan catatan pribumi tentang manusia kera'yang tinggal di hutan Flores.
Forth mengklaim adanya laporan penampakan oleh lebih dari 30 saksi mata yang ia sebut orang Lio, semuanya sudah ia ajak bicara langsung. Ia lalu menyimpulkan bahwa hominin non-sapiens telah bertahan di Flores hingga saat ini atau baru-baru ini.
ADVERTISEMENT
Dia menulis bahwa zoologi rakyat lokal oleh orang-orang Lio yang mendiami pulau itu berisi cerita tentang manusia yang berubah menjadi hewan saat mereka bergerak dan beradaptasi dengan lingkungan baru, yang dia menyamakannya dengan jenis Lamarckisme, pewarisan karakteristik fisik yang diperoleh.
Lio mengidentifikasi makhluk-makhluk ini sebagai hewan, tidak memiliki bahasa atau teknologi rumit yang dimiliki manusia. Namun, kesamaan mereka dengan manusia dicatat.
Menurut Forth, penampilan manusia kera sebagai sesuatu yang tidak sepenuhnya manusiawi membuat makhluk itu menjadi anomali dan karenanya bermasalah dan mengganggu.
Untuk saat ini, waktu terdekat yang dapat kita tentukan untuk menentukan tanggal Homo floresiensis masih hidup adalah 50.000 tahun yang lalu. Tetapi Forth mendesak agar pengetahuan dan informasi dari pribumi harus dimasukkan saat menyelidiki evolusi hominin.
ADVERTISEMENT
Pasalnya, apa yang orang Lio katakan tentang makhluk itu, dilengkapi dengan bukti lain, sepenuhnya konsisten dengan spesies hominin yang masih hidup. Atau, spesies yang hanya punah dalam 100 tahun terakhir.
Sebelumnya, pada 2003, para arkeolog yang mencari bukti migrasi manusia modern dari Asia ke Australia menemukan Homo floresiensis. Spesies ini awalnya diperkirakan bertahan hingga relatif baru-baru ini, sekitar 12.000 tahun yang lalu, sebelum analisis lebih lanjut mendorong tanggal itu mundur ke sekitar 50.000 tahun. (ace)