Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Apa Itu Generasi Stroberi? Berikut 5 Tanda Kamu Termasuk di Antaranya
2 Agustus 2022 12:32 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Viral tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sebuah istilah yang muncul pertama kali di Taiwan, ditujukan kepada orang-orang yang lahir pada 1982 ke atas karena dinilai ‘gampang terluka’ alias tidak bisa menerima tekanan sosial, adalah generasi stroberi.
ADVERTISEMENT
Mengutip dari Google Arts and Culture, generasi stroberi dinilai lembek, pembangkang, manja, egois, sombong, dan lamban dalam bekerja. Umumnya, penyebabnya karena hidup di lingkungan berekonomi mapan atau orang tua yang terlalu protektif.
Karakteristik tersebut serupa dengan stroberi, yang mana tumbuh dilindungi rumah kaca dan punya harga cenderung lebih mahal dari banyak buah lain. Istilah tersebut mulai populer di Asia Timur, jadi penunjuk meningkatnya demografis dan psikografis perilaku konsumen.
Hanya saja, beberapa negara tidak mengelompokkan generasi stroberi sesuai dengan usia, tetapi dari sifatnya. Seperti di Singapura, Generasi Stroberi berarti orang-orang yang tak bisa menahan tekanan sosial dan enggan kerja keras untuk yang diinginkan.
Tanda-tanda diri adalah generasi stroberi
Tidak selamanya generasi stroberi itu buruk. Seperti misalnya, generasi stroberi cenderung tidak takut menyampaikan opini secara langsung. Selain itu, generasi stroberi juga jauh lebih melek teknologi dan canggih ketimbang generasi sebelum-sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Generasi stroberi juga cenderung butuh alasan untuk bekerja. Karena kebanyakan tidak merasa ada kebutuhan yang harus dipenuhi, jadi bekerja bukan hanya tentang uang, tetapi mesti punya tujuan juga.
Ada setidaknya lima tanda-tanda lain bahwa seseorang termasuk dalam generasi stroberi. Merangkum dari Goody Feed, berikut lima tanda-tanda tersebut:
Merasa selalu berhak atas sesuatu
Bisa karena terlalu dimanjakan orang tua, atau tinggal di lingkungan yang terlalu nyaman, seseorang bisa tumbuh dengan berpikir dirinya berhak atas segala sesuatu yang ada di dunia. Cenderung sulit berpikir mengenai kelayakan diri untuk mendapat apa yang diminta.
Seperti contohnya, bagian SDM kerap kali menemukan anak muda yang datang ke kantor meminta gaji lebih tinggi dan tunjangan lebih baik tanpa menawarkan sesuatu yang sebanding sebagai gantinya.
ADVERTISEMENT
Minim rasa tanggung jawab
Ketika terjadi kesalahan, generasi stroberi kerap kali tak mau disalahkan. Alih-alih bertanggung jawab, mengakui bahwa dirinyalah yang salah, si stroberi justru lebih suka menyalahkan orang lain.
Lebih parahnya lagi, akibat enggan bertanggung jawab dan cenderung menuntut orang lain seharusnya bisa bekerja lebih baik, generasi stroberi jadi merasa tidak perlu ada yang diperbaiki dari dirinya.
Mudah ‘memar’
Seperti stroberi yang kebanyakan ditanam di rumah kaca dan jarang terekspos dunia luar, ketika akhirnya melangkah keluar merasakan ambang batas rasa sakit dan semangat untuk bekerja keras ternyata lebih rendah dari generasi-generasi sebelumnya.
Tidak realistis
Generasi stroberi kerap kali disebut memiliki ekspektasi yang tidak realistis. Penyebabnya, mereka cenderung memiliki karakteristik suka membangkang, lamban dalam bekerja, manja, egois, dan sombong.
ADVERTISEMENT
Karakteristik itu muncul karena tidak ada lagi yang memanjakan mereka ketika sudah tiba waktunya bekerja. Dulu masih bisa berteriak minta perhatian, menangis, dan mendapat apa yang dimau tanpa bekerja dan kini tidak lagi bisa demikian.
Mudah merasa bosan
Alih-alih, mereka lebih suka diberi pekerjaan yang sulit dan menantang. Dengan membuat kemampuan teruji, mereka merasa akan berkembang secara pribadi dan profesional. Namun, kadang, tak jarang juga keluhan keluar ketika pekerjaannya terlalu sulit. (bob)