Arti Segregasi yang Menyebabkan Ustaz Abdul Somad Ditolak Masuk Singapura

Berita Viral
Membahas isu-isu yang lagi viral
Konten dari Pengguna
25 Mei 2022 14:46 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Viral tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ustaz Abdul Somad (UAS). Foto: Instagram/@ustadzabdulsomad_official
zoom-in-whitePerbesar
Ustaz Abdul Somad (UAS). Foto: Instagram/@ustadzabdulsomad_official
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pada 16 Mei 2022 lalu Ustaz Abdul Somad yang akrab disapa UAS ini tiba di Singapura. Sayangnya, pada hari yang sama UAS dilarang masuk Singapura dan langsung dipulangkan ke Batam. Pasalnya, Kementerian Dalam Negeri Singapura menilai bahwa UAS menyebarkan ajaran ekstremis dan segregasi.
ADVERTISEMENT
Mengapa ajaran tersebut bisa menjadi penyebabnya? Hal ini karena kedua ajaran tersebut tak cocok dengan masyarakat multi-ras dan multi-agama yang ada di Singapura. Misalnya saja ajaran ekstremis yang terlihat dari pernyataan UAS bahwa bom bunuh diri dalam konteks konflik antara Israel-Palestina itu sah dan dianggap sebagai mati syahid.
Lantas, bagaimana dengan ajaran segregasi? Apa arti segregasi itu? Bagaimana contoh nyatanya? Mengapa segregasi bisa menyebabkan UAS ditolak masuk ke Singapura? Selengkapnya langsung saja simak ulasan berikut.
Arti Segregasi
Secara umum, segregasi merupakan wujud pemisahan golongan. Sejalan dengan hal tersebut, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) menyebutkan bahwa segregasi ialah pemisahan suatu golongan dari golongan lainnya, pengasingan, serta pengucilan.
Seorang segregasionis adalah seseorang yang berpikir bahwa orang-orang dari ras yang berbeda harus dipisahkan. Tentu saja hal ini berbanding terbalik dengan masyarakat di Singapura yang multi-ras dan multi-agama. Dengan dasar inilah kehadiran UAS ditolak oleh Singapura.
ADVERTISEMENT
Ajaran Segregasi dari UAS sendiri yakni terlihat dari komentarnya yang merendahkan anggota komunitas agama lain. Dalam konteks ini yakni agama Kristen dengan mengatakan bahwa salib Kristen sebagai tempat tinggal bagi jin kafir (roh/setan).
Tak hanya itu, Kementerian Dalam Negeri (MHA) juga menyebutkan bahwa UAS menyebut non-Muslim sebagai kafir. Hal ini tak sejalan dengan masyarakat Singapura yang multi-Agama dan tentunya memandang tiap-tiap agamanya sebagai agama yang baik.
Demikian penjelasan terkait arti segregasi, khususnya yang berkaitan dengan penolakan UAS ke Singapura. Terlepas dari adanya UAS, sejatinya Singapura memang sangat tegas dalam melarang adanya ajaran segregasi.
Hal tersebut bisa dilihat dari dilarangnya perilisan film berbahasa Hindi. Yang mana representasi dalam ‘The Kashmir Files’ itu bisa berpotensi menimbulkan permusuhan di antara komunitas yang berbeda. Ya, secara lebih kompleks dapat mengganggu kohesi sosial juga kerukunan beragama dalam masyarakat yang multi-ras dan multi-agama di Singapura. (mel)
ADVERTISEMENT