Ayam Broiler Disuntik Hormon Ternyata Mitos, Begini Faktanya

Berita Viral
Membahas isu-isu yang lagi viral
Konten dari Pengguna
25 Juli 2022 11:20 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Viral tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Peternak memberikan pakan ayam broiler di kandang miliknya. Foto: ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi
zoom-in-whitePerbesar
Peternak memberikan pakan ayam broiler di kandang miliknya. Foto: ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi
ADVERTISEMENT
Kecepatan pertumbuhan ayam broiler atau ayam potong membuat beberapa orang menduga disebabkan oleh suntikan hormon. Namun, hal tersebut sejatinya masih menjadi mitos belaka.
ADVERTISEMENT
Seperti yang diketahui, ayam broiler hanya membutuhkan waktu 30-35 hari saja untuk menjadi besar dan siap untuk dikonsumsi. Berbeda jauh dengan ayam kampung yang mesti ditunggu 2-3 bulan terlebih dahulu.
Dari sana, muncullah mitos ayam broiler disuntik hormon pertumbuhan yang diyakini tidak sehat untuk tubuh, bahkan bisa memicu berbagai penyakit berbahaya. Hal tersebut kemudian dibantah oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Kulon Progo.
Ilustrasi peternakan ayam organik. Foto: ANTARA FOTO/Adeng Bustomi
Disebutkan, ayam broiler yang disuntik dengan hormon pertumbuhan hanyalah sebuah isu yang salah kaprah. Faktanya bukan karena disuntik, pertumbuhan cepat ayam broiler dikarenakan seleksi genetik dan pemilihan bibit unggul.
Hasil seleksi genetik dan pemilihan bibit unggul selama berpuluh-puluh tahun tersebut berhasil menemukan varian ayam broiler. Perkembangannya juga semakin cepat karena diberi pakan mutu tinggi.
ADVERTISEMENT
“Ayam broiler atau ayam pedaging dalam pemeliharaanya, diterapkan sistem good farming practice atau cara berbudidaya ternak yang baik,” tulis DKP Kulon Progo.
Tak hanya itu, pemberian pakan pun diatur sehingga harus memenuhi beberapa syarat, di antaranya jumlah dan mutunya harus sesuai engan umur serta periode pertumbuhan ayam yang diternak.
Ilustrasi Perternakan Ayam (Foto: Marwah Daud via Flickr)
Mengenai mutu pakan ayam, baik lokal maupun impor, juga sudah ditetapkan oleh pemerintah sehingga ada Standar Nasional Indonesia (SNI). Karenanya, soal kualitas dan mutu ayam broiler, tidak perlu diragukan lagi.
Guna melindungi konsumen, pemerintah mengeluarkan aturan berkaitan dengan pelanggaran penggunaan hormon, terutama hormon sintetis yang bukan untuk pengobatan atau terapi.
Juga, ayam yang masih dalam pengobatan antibiotik tidak boleh dijual untuk konsumsi manusia. Baru bisa dijual dan dipotong apabila ternak sudah melewati masa berobat. Karenanya, masyarakat tidak perlu takut untuk mengonsumsi ayam broiler. (bob)
ADVERTISEMENT