news-card-video
25 Ramadhan 1446 HSelasa, 25 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna

Berkendara Saat Terobos Hujan, Bagaimana Sebaiknya? Cepat atau Pelan-pelan Saja?

Berita Viral
Membahas isu-isu yang lagi viral
9 Juli 2022 11:16 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Viral tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pengendara motor sedang berkendara saat hujan. Foto: dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Pengendara motor sedang berkendara saat hujan. Foto: dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Ada kalanya ketika sedang di ruangan terbuka atau jalanan, hujan tiba-tiba mengguyur. Bila dihadapkan dengan momen seperti itu, sementara tidak ada tempat untuk berteduh, tidak ada pilihan selain menerobos hujan.
ADVERTISEMENT
Bila sudah seperti itu, biasanya beberapa orang akan menambah kecepatan kendaraan. Bila berjalan kaki, maka akan lari agar tidak kebasahan. Namun, cara tersebut pada akhirnya tetap bikin badan lepek.
Dari sana kemudian timbul pertanyaan: Bila menerobos hujan, lebih baik cepat-cepat atau pelan saja? Mengutip dari Science World, sebuah penelitian membandingkan yang mana lebih baik dilakukan ketika menerobos hujan.
Erick Thohir tembus hujan tanpa alas kaki di daerah Kemang, Jakarta Selatan. Foto: Instagram/@erickthohir
Seorang pakar fisika, Jearl Walker, dalam bukunya yang berjudul Flying Circus of Physics, memformulasikan secara matematis yang menunjukkan bahwa hasilnya tergantung pada arah hujan.
Bila hujan searah, atau tepat di atas kepala, lari atau memacu kendaraan adalah pilihan tepat. Namun, bila melawan arah jatuhnya hujan, sebaiknya jalan saja atau lari ke arah yang sama dengan jatuhnya hujan. Jadi, semua tergantung kecepatan horizontal hujan.
ADVERTISEMENT
Tambahan dari Jay Ingram dalam buku Science of Everyday Things, memiringkan tubuh dapat meminimalkan air hujan membasahi pakaian. Ada pula kecepatan, dimensi, sudut, hingga kecepatan hujan yang menjadi faktor seberapa basah seseorang.
Percobaan pun dilakukan. Cecil Adams, peneliti dari Straight Dope, mengklaim hujan yang jatuh di kepala tergantung seberapa lama seseorang berdiri di bawah hujan. Sementara yang terkena badan adalah tergantung seseorang lari atau berjalan.
Ilustrasi boncengan naik motor. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
Dua orang dengan ukuran badan dan baju serupa pun diminta mencoba teori-teori itu. Thomas Peterson diminta berjalan dan Trevor Wallis berlari, sama-sama di jarak 100 meter saat hujan. Baju Wallis pun 40 persen lebih kering, menyimpulkan sebaiknya lari saat hujan.
Namun, pada akhirnya, ketika menerobos hujan pasti akan tetap mengalami basah. Jadi, solusi agar tidak kebasahan yang paling baik adalah berteduh, menggunakan mantel hujan, atau menyediakan payung.
ADVERTISEMENT
"Ketika tiba-tiba hujan, kamu berusaha tidak basah dan berlari secepatnya sepanjang jalan. Namun, meski sudah berusaha, tentu akan tetap basah dan timbul rasa kecewa dan bingung. Bila sudah yakin dari awal akan basah, tidak akan kecewa ketika terjadi demikian. Filosofi ini berlaku untuk segalanya," ujar Tsunetomo Yamamoto dalam Hagakure: the Book of the Samurai mengenai perspektif. (bob)