Cinta Satu Malam, Sistem ala Suku Mosuo yang Bebas Lakukan Hubungan Tanpa Nikah

Berita Viral
Membahas isu-isu yang lagi viral
Konten dari Pengguna
5 Desember 2020 14:54 WIB
Tulisan dari Berita Viral tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Perempuan Suku Mosuo. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Perempuan Suku Mosuo. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Suku Mosuo, satu-satunya 'kerajaan wanita' yang tinggal di tepi Danau Luga, China, begitu terkenal dengan sistem matriakinya. Suku ini mendiami kaki gunung Himalaya, tepatnya di lembah Yunnan, barat daya China.
ADVERTISEMENT
Suku Mosuo menempatkan otoritas dari garis perempuan. Menurut laporan The Vintage News, garis keturunan ibu adalah kunci keluarga terbentuk.
Selain menganut matriarki, Suku Mosuo juga tidak mengindahkan perkawinan. Mereka justru menjalankan sistem Walking Marriage atau Axia.
Wanita Suku Mosuo. Foto: Flickr/MM
"Apa itu artinya?" Seperti hasil terjemahannya, Walking Marriage berarti pernikahan berjalan. Artinya, masyarakat Suku Mosuo bebas memilih pasangan seksual, tanpa perlu adanya ikatan pernikahan.
Budaya ini bisa dilakukan semata-mata jika wanita tersebut sudah dianggap dewasa secara seksual. Setelah dinyatakan dewasa, wanita itu bebas 'mengundang' pria manapun untuk bersetubuh. Bahkan, wanita diperbolehkan untuk berganti pasangan di berbagai kesempatan.
Ketika sedang tidur bersama, pria juga wajib untuk menaruh topi di gagang pintu, untuk memberi tanda bahwa tidak boleh ada pria lain yang masuk ke kamar tersebut. Cukup unik, ya. Namun, hal ini sudah menjadi hal yang wajar bagi mereka, terlebih lagi jika nantinya sang anak tidak mengetahui siapa ayahnya.
Wanita dari Suku Mosuo sedang tampil dalam sebuah pertunjukan. Foto: Dok. Jason Motlagh
Cara membesarkan sang anak juga sepenuhnya diserahkan oleh ibunya. Saudara kandung dari ibu juga diperbolehkan untuk membantu. Sedangkan, bapak dari sang anak sama sekali tidak diperbolehkan untuk mencari nafkah, tinggal bersama, maupun mendidik anaknya.
ADVERTISEMENT
Hal ini dinilai sangat wajar mengingat wanita pada Suku Mosuo ini memiliki kedudukan dan peran tertinggi. Berbagai sumber mengatakan bahwa Suku Mosuo bermula dari zaman di mana istri ditinggalkan oleh suaminya untuk berdagang di jalur sutera, dari China ke India. Para istri merasa sakit hati dan memilih untuk menganut sistem Axia itu.
Marie Claire, penulis artikel "Kingdom of Women", mencoba membahas Suku Mosuo tersebut. Ia mengatakan bahwa Suku Mosuo merupakan suku yang terbuka dengan pendatang baru. Lambat laun, sistem Axia ini mulai pudar karena banyaknya penduduk yang berpindah ke luar maupun masuk ke daerah tersebut.
Bagaimana menurutmu perihal sistem ala suku Mosuo itu? (bel)