Konten dari Pengguna

Fakta Bangsa Filistin yang Jadi Musuh Israel di Alkitab, Sama dengan Palestina?

Berita Viral
Membahas isu-isu yang lagi viral
21 November 2020 9:29 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Viral tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi situs arkeologikal. Foto: Pexels
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi situs arkeologikal. Foto: Pexels
ADVERTISEMENT
Nilai sejarah dan arkeologi memang sangat besar harganya. Maka dari itu, pekerjaan sulit yang dilakukan sejarawan dan arkeolog ini mendapatkan gaji yang luar biasa besarnya. Bagaimana tidak, mereka bisa menghabiskan waktu puluhan tahun untuk memecahkan sebuah misteri.
ADVERTISEMENT
Omong-omong soal misteri, belakangan seorang sejarawan dan arkeolog sedang gencar-gencarnya berusaha menguraikan asal-usul orang-orang Filistin. Kisah bangsa Filistin tercatat dalam Alkitab Ibrani dan dahulu kala dikenal sebagai musuh orang-orang Israel.
Meski nama bangsa Filistin memiliki kemiripan dengan Palestina, namun ternyata orang-orang Filistin sangat jauh berbeda dengan Palestina. Sebab, para ilmuwan menemukan bahwa, nenek moyang orang-orang Filistin ternyata berasal dari bangsa Eropa, bukan bangsa Arab.
Fakta tersebut diketahui setelah peneliti, yang merupakan gabungan dari beberapa negara, menganalisis DNA kuno yang ada dari 10 jasad di situs kuburan arkeologikal Filistin. Sepuluh jasad tersebut ternyata berasal dari Yunani, Sardinia, dan Iberia, wilayah Spanyol dan Portugal saat ini.
Nenek moyang orang-orang Filistin ini bermigrasi melintasi Mediterania pada akhir Zaman Perunggu akhir atau awal Zaman Besi sekitar 3.000 tahun yang lalu. Namun, anehnya, sinyal genetik Eropa pada bangsa ini hanya berumur pendek.
ADVERTISEMENT
"Dalam waktu tidak lebih dari dua abad, jejak genetik yang teridentifikasi pada awal Zaman Besi ini tidak lagi dapat dideteksi..." tutur Choongwon Jeong, ahli arkeogenetika dari Max Planck Institute of the Science of Human History di Jena, Jerman, sebagaimana dikutip dari Live Science.

Petunjuk Awal dan Titik Buntu

Proses ekskavasi kerangka tulang orang Filistin di Ashkelon. Foto: Leon Levy Expedition to Ashkelon
Para arkeolog awalnya menelusuri keberadaan orang-orang Filistin hanya dengan menggunakan Alkitab Ibrani dan juga teks-teks Mesir kuno. Mereka akhirnya menyatakan bahwa orang-orang Filistin berada di suatu wilayah yang mencakup kota pelabuhan Ashkelon, yang sekarang merupakan wilayah Israel.
Penggalian arkeologis di kawasan ini mengungkapkan perubahan dramatis dalam budaya, termasuk dalam gaya pembuatan tembikar dan konstruksi antara Zaman Perunggu akhir dan Zaman Besi awal.
ADVERTISEMENT
"Para arkeolog mulai menemukan kemiripan antara situs arkeologi yang berada di Aegean (dekat Mesir) Zaman Perunggu dengan Yunani Zaman Perunggu," ungkap Michal Feldman, rekan peneliti Jeong, seperti dikutip dari Live Science. "Dari sinilah muncul teori bahwa budaya Filistin di Levant, Mediterania Timur, telah hadir selama Zaman Besi dan bermigrasi dari Yunani."
Sayang sekali, teori itu tidak disetujui banyak pihak. Ada yang berpendapat bahwa, ada kemungkinan penduduk setempat hanya meniru tembikar dari budaya asing, dan boleh jadi para migran tidak datang dari Yunani, melainkan tempat lain.
Karena mengandalkan praduga atas teks-teks kuno terdengar tidak efektif dan hanya menebak-nebak saja, maka perlu kajian genetika untuk memecahkan misteri asal usul orang Filistin ini. Namun, dalam menganalisis DNA, seringkali para arkeolog terpaksa harus berbenturan dengan kondisi geografis.
ADVERTISEMENT
"Itu karena Mediterania timur, secara umum, cukup bermasalah dalam hal pelestarian DNA," lanjut Feldman. "DNA terdegradasi dari waktu ke waktu, dan ketika kondisi lingkungan hangat dan lembab, DNA terdegradasi lebih cepat."

Jawaban Analisis DNA Kuno

Ilustrasi DNA. Foto: Pixabay
Untungnya, hasil analisis DNA dari 10 jasad yang berusia sekitar 3.000 tahun sudah cukup untuk memecahkan sejarah orang-orang Filistin. "Kami menyadari mereka (10 jasad yang ditemukan) memiliki komponen leluhur yang tidak dimiliki oleh orang-orang Ashkelon pada Zaman Perunggu," ungkap Feldman.
Temuan ini menegaskan pernyataan, bahwa orang-orang Filistin pada awal Zaman Besi memang bukanlah penduduk lokal, melainkan merupakan migran yang diyakini bermula dari Eropa Selatan dan berakhir di Zaman Perunggu akhir atau awal Zaman Besi.
ADVERTISEMENT
Pada waktu itu, sekitar abad ke-12 Sebelum Masehi, banyak kerajaan yang runtuh di Eropa sehingga orang-orang Filistin bermigrasi ke Levant. Kemudian, menurut Jeong, para pendatang itu segera menikah dengan orang-orang lokal Levantin. (bel)