Fenomena Kejahatan yang Marak di Yogyakarta, Sebenarnya Apa Itu Klitih?

Ilustrasi Klitih. Foto: Maulana Saputra/kumparan

Tindak kriminal klitih kini menjadi kekhawatiran tersendiri bagi masyarakat luas, khususnya masyarakat Yogyakarta. Pasalnya, aksi klitih ini sudah marak terjadi hingga memakan korban jiwa.

Maraknya fenomena klitih tersebut, Yogyakarta yang dikenal sebagai kota pelajar berubah jadi menakutkan dan tidak aman bagi sebagian besar orang. Bagaimana tidak, begitu banyak pelajar yang merantau di sana dengan tujuan positif yakni untuk minimba ilmu.

Lantas, sebenarnya apa itu klitih?

Arti Klitih

Ilustrasi kekerasan di jalanan. Foto: Shutter Stock

Sadar atau tidak, kata klitih ini berasal dari bahasa Jawa. Hal tersebut bisa terlihat dari tidak adanya entri klitih dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).

Dalam bahasa Jawa, klitih ini dulunya memiliki makna yang positif. Yang mana klitih itu bermakna kegiatan di luar rumah untuk mengisi waktu luang, juga untuk membuat rileks pikiran.

Misalnya, waktu luang yang digunakan untuk jalan-jalan mengelilingi kota. Tentunya kegiatan klitih yang dilakukan tak harus memiliki tujuan yang jelas, lagi-lagi karena klitih ini berkegiatan untuk mengisi waktu luang.

Sayangnya, belakangan ini makna klitih berubah menjadi negatif. Kini, klitih menjadi sebuah perilaku menyimpang bahkan berujung kliminalitas. Pada akhirnya, klitih dikenal selalu berwujud tindak kekerasan yang mengancam keselamatan korbannya.

Klitih sendiri kini identik dengan pergaulan sekelompok remaja yang ingin diakui keberadaanya sebagai geng. Geng pelaku aksi klitih ini sering dikaitkan dengan kekerasan jalanan yang menargetkan para pengguna jalan secara acak, bukan untuk mengambil barang korban atau seseorang yang dikenal sebelumnya sebagai musuh.

Demikian penjelasan terkait apa itu klitih yang telah menjadi kekhawatiran tersendiri bagi masyarakat secara luas. Semoga penjelasan ini bisa menjadi pelajaran bersama untuk tetap waspada terhadap lingkungan sekitar, ya. (mel)