Konten dari Pengguna

Hal yang Harus Kamu Tahu saat Musim Hujan, Mengapa Petir Bisa Menyambar Manusia?

Berita Viral
Membahas isu-isu yang lagi viral
6 Desember 2020 12:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Viral tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi petir. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi petir. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Petir menjadi salah satu gelaja alam yang begitu ditakuti orang. Bahkan, kilatan cahayanya saja--sesaat sebelum disusul suara menggelegar yang kerapkali memekakkan telinga--sudah membuat orang bergidik ngeri. Apalagi ketika orang yang melihatnya sedang berada di luar rumah.
ADVERTISEMENT
Memasuki musim hujan, aktivitas petir memang akan meningkat. Hal ini juga disampaikan oleh Dr. Ir. Syarif Hidayat, Ahli Petir dari Sekolah Tinggi Elektro dan Informatika (STEI) di Institut Teknologi Bandung (ITB).
Pertanyaannya, bagaimana orang bisa tersambar petir? Menurut Syarif, ada beberapa faktor seseorang bisa tersambar petir. Salah satunya adalah keberadaan orang di ruang terbuka yang membuatnya menjadi objek paling menonjol.
Ilustrasi petir. Foto: Pixabay
Ia menjelaskan, pada umumnya aktivitas petir dimulai dari awan. Petir di awan yang bermuatan negatif akan mencari lawan-lawannya di Bumi yang bermuatan positif. Dalam perjalanan dari awan ke Bumi, petir akan bergerak secara zig-zag karena bergantung pada kantong-kantong muatan di udara.
Ketika petir mendekati permukaan Bumi, muatan positif yang ada di permukaan akan menyambut ke atas, mulai dari kepala orang, puncak pohon, hingga puncak bangunan.
ADVERTISEMENT
“Kalau ada orang di tempat terbuka, maka muatan penyambut dari kepala orang itu bisa jadi lebih cepat dari sekelilingnya untuk menyambut langkah-langkah pelopor petir dari awan. Itulah peristiwa orang disambar petir,” papar Syarif, seperti dikutip dari kumparanSAINS.
Ilustrasi petir. Foto: Pixabay
Jadi pada intinya, kata Syarif, orang bisa tersambar petir karena ia berada di tempat terbuka yang membuat orang itu paling menonjol ketimbang objek-objek yang ada di sekelilingnya. Hal itu membuat risiko atau kemungkinan tersambar petir akan lebih besar.
Adapun seseorang bisa terhindar dari petir, karena ada objek-objek lain yang lebih tinggi di sekitarnya, seperti pohon, tiang bendera, atau bangunan rumah.
“Sekali lagi, ketika pelopor petir dari awan yang zig-zag itu mendekati permukaan Bumi, dari semua jenis permukaan Bumi, tidak peduli dia itu logam atau pun bukan logam, itu menyambut muatan positifnya,” ujarnya.
Ilustrasi petir. Foto: Pixabay
Syarif menyarankan, ketika hujan disertai petir tiba, segera menempati objek-objek yang aman, seperti masuk ke dalam ruangan. Namun, jika terpaksa berteduh di bawah pohon lantaran berada di ruangan, jangan mendekati atau berteduh di bawah pohon yang paling tinggi.
ADVERTISEMENT
Alasannya, seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, objek tersebut berpotensi terkena petir dan bisa berimbas pada orang yang berteduh di bawahnya. Atau, jika memang tidak ada tempat berteduh lain, maka harus mengambil jarak paling tidak dua meter dari pohon atau objek lainnya yang tinggi.
“Jadi, misalnya, kalau pohon menjulang tinggi sendiri, harus ngambil jarak dua meter dari pohon. Kenapa? Karena kalau lebih dekat dari dua meter, bisa jadi petirnya menyambar pohon atau apapun objek yang tinggi, dan kita kena imbas,” katanya. (bel)