Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya
Ilmuwan Temukan Obat yang Diklaim Bisa Hapus Kenangan Buruk
Konten dari Pengguna
3 Oktober 2022 16:31 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Berita Viral tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Mengutip The Next Web, ilmuwan dari Cambridge University telah menemukan obat berupa protein pada otak tikus yang kemungkinan berguna sebagai biomarker untuk ingatan yang mudah dibentuk. Dengan kata lain, protein itu mungkin juga dapat menentukan memori mana yang ingin dihapus atau dipertahankan.
Penelitian tersebut dilakukan di laboratorium terhadap tikus, yakni dengan memberikan propranolol—obat penghambat reseptor beta di detak jantung serta pembuluh darah. Tujuannya untuk menginduksi amnesia pada tikus. Hasilnya pun efektif.
Namun, penelitian lain dilakukan untuk menguji efektivitasnya, yakni dengan menyetrum tikus laboratorium sambil mengeluarkan bunyi klik. Nah, tikus itu jadi mengasosiasikan bunyi klik tadi dengan rasa tersetrum listrik, yang mana memunculkan rasa takut.
Para peneliti lalu menyuntikkan propranolol. Sayangnya, kali ini tidak ada yang terjadi. Tikus itu seharusnya mengalami amnesia dan melupakan hubungan bunyi klik dan tersetrum, tapi nyatanya tidak.
ADVERTISEMENT
Dari hasil tersebut, para ilmuwan mendapati bahwa keberadaan protein "shank", yang mana bertindak sebagai rangka untuk reseptor, menentukan kekuatan koneksi antara neuron, menentukan apakah ingatan dapat dimodifikasi dengan propranolol atau tidak.
Jika protein tersebut terdegradasi, maka ingatan jadi dapat dimodifikasi. Namun, jika protein ini ditemukan, maka ingatan itu tidak dapat terdegradasi, sehingga menjelaskan sebab propranolol tidak selalu efektif bikin amnesia.
Meski kini paham kenapa propranolol tidak selalu efektif, ilmuwan belum tahu sebab protein shank menghentikannya. Mereka juga masih belum tahu kenapa kadang-kadang protein itu ada, tapi kadang juga tidak ada.
Kini, penelitian masih dilanjutkan. Nantinya, bila sudah sempurna, penemuan biomarker tersebut dinilai bisa mengarah pada kemampuan untuk mengobati kondisi seperti gangguan stres pascatrauma (PTSD), atau untuk membantu orang melupakan trauma bawah sadar.
ADVERTISEMENT
Amy Milton selaku pemimpin riset mengatakan bahwa protein shank bisa dipakai sebagai biomarker untuk ingatan yang mudah diatur. Hanya, ia belum tahu lebih lanjut soal protein terlibat langsung dalam degradasi memori.
“Apa yang dilakukan protein itu adalah memberi jalan masuk untuk memahami biokimia memori,” kata Milton.
Selain nantinya bisa digunakan untuk menghapus memori buruk, penelitian itu juga bisa berdampak positif untuk mencari cara mengobati penyakit otak seperti alzheimer dan demensia yang hingga kini belum ada obatnya. (bob)