Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Jepang Bikin Telepon untuk Komunikasi dengan Orang yang Sudah Mati
6 April 2022 14:55 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Berita Viral tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kematian pasti menimbulkan kesedihan bagi keluarga hingga kerabat yang ditinggalkan. Banyak dari mereka yang masih hidup tak dapat lagi bercengkerama dengan yang sudah meninggal, sehingga terkadang memunculkan rasa rindu yang hebat.
ADVERTISEMENT
Atas dasar itu, sebuah kota di Jepang memiliki bilik telepon yang dapat digunakan bagi masyarakat yang ingin berkomunikasi dengan orang yang sudah meninggal. Telepon angin begitu nama bilik di Kota Otsuchi, dikutip dari Reuters.
Otsuchi sendiri menjadi satu dari sekian kota di Jepang yang dilanda gempa bumi dan tsunami pada tahun 2011. Bencana tersebut hampir menewaskan 16.000 orang.
Peristiwa tersebut tentu menyisakan kesedihan bagi mereka yang ditinggal oleh keluarga atau orang yang disayangi karena jadi korban. Karena hal ini, seorang pria bernama Itaru Sasaki membangun bilik telepon tersebut di atas bukit berumput di Otsuchi.
Itaru pada awalnya membangun bilik telepon tersebut di halaman depan rumahnya. Bilik telepon itu dia gunakan untuk berkomunikasi dengan sepupunya yang menjadi korban tewas. Ia yang tak bisa melupakan kematian sepupunya itu sengaja membuat 'telepon angin' untuk bisa membantunya menerima kenyataan pahit tersebut.
ADVERTISEMENT
Dari situ, dia berinisiatif membangun bilik telepon serupa di atas bukit berumput di Otsuchi.
Bilik telepon ini kemudian digunakan oleh penduduk setempat hingga turis untuk berkomunikasi saat mereka merindukan seseorang yang telah meningalkan mereka.
Seperti bilik pada umumnya, di dalamnya terdapat sebuah telepon namun dengan sambungan kabel yang terputus. Sambungan terputus itu mengartikan orang tersebut dapat berbicara di 'udara' untuk mengobati kerinduan mereka.
Di dalam bilik, pengguna bisa berbicara apa saja untuk meluapkan rasa kangen. Bahkan tak jarang orang mengungkapkan sesuatu kepada orang yang disayangi tapi belum sempat diungkap semasa hidup.
Bilik telepon itu kini telah menjadi semacam tempat berziarah bagi mereka yang merindukan seseorang yang sudah meninggal. Dalam tiga tahun setelah bencana, bilik tersebut menerima lebih dari 10.000 pengunjung.
ADVERTISEMENT
Cerita bilik telepon angin ini mendapat respons beragam dari warganet usai diposting oleh akun @merindink di Instagram.
"Ngebayangin di dalamnya ,pura2 nelp bapak..pasti nangis gue. Gpp sih ada kaya ginia..suasana terasa private buat ngomongin uneg2 di hati ke org yg sudah meninggal...tp jgn lupa doa adalah yg terbaik," kata seorangan warganet.
"Biar lebih plong. Daripada di pendam," tambah yang lain. (ace)