Konten dari Pengguna

Kenapa Tukang Bakso Identik dengan Intel, Begini Penjelasan Mantan Kepala BIN

Berita Viral
Membahas isu-isu yang lagi viral
30 Juni 2022 10:24 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Viral tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Bakso legendaris Jakarta (Foto: Instagram/ @cicilajf)
zoom-in-whitePerbesar
Bakso legendaris Jakarta (Foto: Instagram/ @cicilajf)
ADVERTISEMENT
Kerap kali ditemukan tukang bakso yang mengantongi atau membawa handy talkie (HT). Dari sana, tak jarang juga publik yang berspekulasi bahwa tukang bakso tersebut adalah dinas rahasia atau intel.
ADVERTISEMENT
Namun, kenapa tukang bakso identik dengan intel? Alasannya dijelaskan oleh Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) A.M Hendropriyono, yakni ternyata karena memang intelijen bisa menyamar sebagai tukang bakso dan tukang siomay.
Buat intelijen yang menyamar jadi tukang bakso dan tukang-tukang lainnya, dilengkapi dengan HT guna memberi informasi soal target. Hanya saja, intelijen yang menyamar biasanya hanya bertugas sebagai spionase sehingga tak melakukan kontak fisik.
Contoh meme abang tukang bakso yang sering digunakan di media sosial. Foto: Istimewa
"Mencari keterangan sampai dia tahu dan kenal betul siapa musuh, dan siapa rakyat, dan bagaimana medannya, dan akses menuju ke jantung itu bagaimana," jelas Hendropriyono mengenai tugas intelijen seperti yang disampaikan ke Podcast Deddy Corbuzier di YouTube.
Meski menghindari kontak fisik dan biasanya ditugaskan seorang diri tanpa rekan, Hendropriyono menjelaskan bahwa para intelijen tetap dilatih fisiknya untuk bertarung, menembak, hingga melempar pisau agar punya rasa percaya diri.
ADVERTISEMENT
"Namun, yang paling penting itu adalah proses berpikir dan mengintainya. Kalau sekadar bela diri, itu bukan satu-satunya yang diandalkan, tetapi mencari informasinya," jelasnya.
Hal serupa dijelaskan oleh Eks Kepala Badan Intelijen Strategis (BAIS) TNI Marsekal Madya (Marsdya) Kisenda Wiranata Kusumah. Disebutkan olehnya Kisenda, praktik intelijen menyamar jadi tukang nasi goreng dahulu pernah dilakukan karena anggaran tidak besar.
Dijelaskan oleh Jenderal Bintang Tiga tersebut, penyamaran sebagai tukang nasi goreng dan sebagainya bertujuan untuk menghimpun informasi awal yang nantinya akan dimatangkan.
Pedagang nasi goreng bawa handy talkie. (Foto: @alfonsokenny/TikTok)
“Pernah ada (intelijen tukang bakso),” kata Kisenda. “Dari tukang bakso, dapat informasi awal. bukan informasi mateng,” tambahnya.
Selain karena anggaran, aksi penyamaran sebagai tukang bakso dilakukan karena faktor teknologi belum semaju sekarang. Karenanya, disebutkan oleh Kisenda, intelijen kala itu kerap terlihat peralatannya karena memang berukuran besar-besar.
ADVERTISEMENT
Hanya saja, aktivitas tersebut sudah jarang dilakukan sekarang ini. Mengutip dari kumparanTECH, pengamat intelijen Ridlwan Habib mengatakan sebabnya tak lain karena perubahan zaman sehingga intelijen lebih sering menggali informasi via media sosial.
“Sekarang eranya social media intelligence. Jadi sudah tidak perlu lagi operasi penyamaran sebagai tukang bakso. Orang-orang lebih sering membicarakan isu di media sosial,” kata Ridlwan. (bob)