Kenapa Ukuran Ketinggian Penerbangan Pakai Satuan Kaki Bukan Meter?

Ilustrasi Pesawat Terbang. Foto:Josue Isai Ramos Figueroa/(Unsplash

Dalam dunia penerbangan, ketinggian pesawat seringkali dilaporkan dalam satuan kaki bukan meter. Lalu, kenapa penerbangan menggunakan satuan kaki untuk ukuran ketinggian pesawat? Padahal, secara umum banyak orang, khususnya di Indonesia, lebih akrab dengan satuan meter.

Dirangkum dari berbagai sumber, ternyata ini alasan dunia penerbangan menggunakan satuan kaki untuk mengukur ketinggian pesawat.

Perintah dari Raja Inggris Henry I

Tahukah kamu, dulunya bangsa Eropa menggunakan satuan kaki untuk mengukur ketinggian. Bahkan, jarak kota hingga rumah ke rumah lain juga menggunakan satuan kaki. Mereka cenderung menghitung jumlah langkah untuk menentukan jarak.

Nah, hal itupun kemudian berlaku untuk dunia penerbangan yang juga menggunakan satuan kaki. Bedanya, para pilot menggunakan telapak kaki untuk mengukur ketinggian pesawat atau helikopter.

Dari sinilah permasalahan muncul lantaran ukuran telapak kaki manusia ternyata berbeda-beda. Oleh karenanya, Raja Inggris Henry I yang dulunya hampir menguasai berbagai negara di dunia memutuskan menggunakan ukuran kakinya untuk mengatasi permasalahan tersebut.

Disepakati 1 Kaki berukuran 11 inci (30,48 cm)

Pada pertemuan tahun 1959 usai Raja Henry I memberi usulan untuk menggunakan kakinya sebagai alat ukur. Semua negara kemudian sepakat bahwa 1 kaki sama dengan 11 inci atau 30,48 cm seperti ukuran kaki Raja Henry I.

Pertemuan yang diikuti berbagai negara tersebut lantas menyepakati ukuran satu kaki dalam mengukur ketinggian maupun panjang. Namun, tidak semua negara menggunakan satuan kaki untuk mengukur ketinggian.

Rusia dan China menjadi dua negara yang tidak menggunakan satuan kaki. Dua negara tersebut memakai satuan meter dalam mengukur ketinggian dalam dunia penerbangan.

Jadi, itulah penjelasan dan sejarah singkat mengapa satuan kaki digunakan dalam mengukur ketinggian di dunia penerbangan. (fre)