Kisah Jack si Kera Cerdas, 9 Tahun Jaga Palang Pintu Kereta dan Tak Pernah Salah

Berita Viral
Membahas isu-isu yang lagi viral
Konten dari Pengguna
25 September 2021 9:46 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Viral tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Kera. Foto: Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Kera. Foto: Unsplash
ADVERTISEMENT
Jack adalah seekor kera yang pernah tenar karena berprofesi sebagai asisten juru sinyal kereta api di wilayah Afrika Selatan. Meski Jack adalah hewan, ia tidak pernah melakukan kesalahan selama 9 tahun bertugas menjadi penjaga palang pintu kereta api.
ADVERTISEMENT
Jack adalah hewan peliharaan James Edwin Wade. James Wade yang difabel itu bertanggung jawab untuk layanan Cape Town-Port Elizabeth Railway.
Ia bertugas di stasiun Uitenhage, Capetown, Afrika Selatan. Ia dijuluki James Jumper Wide karena aksi nekatnya melompat di antara kereta api yang lewat di pos penjagaannya.
Dikutip dari Medium, pada tahun 1977, kejadian nahas menimpa James Wide. Ia terjatuh dan mendapatkan luka serius hingga harus merelakan kedua kakinya diamputasi.
Kedua kaki yang diamputasi memuat gerak Wide tidak seperti sedia kala. Hal itu menghambat pula pekerjaannya sebagai juru sinyal kereta. Hingga akhirnya pada tahun 1880, James Wide pergi ke pasar Afrika Selatan dan melihat seekor kera mengendarai gerobak sapi.
Jack merupakan asisten petugas palang kereta bernama James Edwin Wide yang difabel. Foto: Istimewa
Terkesan dengan kemampuan monyet itu, Wide membeli kera tersebut untuk dijadikan sebagai hewan peliharaan dan diminta untuk menemaninya di pos jaga.
ADVERTISEMENT
Pertama-tama dia mengajari primata tersebut untuk mendorongnya dengan troli kecil dan melakukan tugas, seperti mengerjakan tugas rumah, menyapu lantai dan membuang sampah. Ia juga mengajari Jack bagaimana menyalakan kotak sinyal palang kereta, saat peluit sudah mulai berbunyi.
Dengan memperhatikan pola tersebut, Jack mulai terbiasa dan bekerja untuk menarik tuas sinyal palang kereta api ketika peluit peringatan mulai berbunyi. Karena keterampilan Jack, Wide bisa bersantai sementara semua pekerjaan bisa dikerjakan oleh Jack.
Keunikan dan kecerdasan Jack akhirnya sampai ke telinga masyarakat yang kemudian silih berganti setiap hari menonton Jack beraktivitas di Stasiun Uitenhage.
Hingga suatu ketika seorang penumpang kereta memperhatikan ke luar jendela, dan melihat seekor monyet menarik tuas persneling palang kereta.
Jack merupakan asisten petugas palang kereta bernama James Edwin Wide yang difabel. Foto: Istimewa
Segera penumpang itu memberikan keluhannya pada manajer kereta api bahwa seekor kera telah menjadi penjaga palang kereta. Kemudian otoritas kereta api mencari tahu kebenaran itu, dan bertemu dengan Wide untuk meminta kejelasan, karena kebetulan dia yang seharusnya bertugas.
ADVERTISEMENT
Kemudian, sang manajer menguji apakah Jack benar-benar bisa melakukan pekerjaan itu, dan siapa sangka mereka justru terkesan dengan kemampuan Jack. Sang manager pun terkejut melihat Jack lulus dalam semua tes yang diberikan. Jack dan Wide pun mendapatkan kembali pekerjaannya.
Tak hanya itu, Jack dibayar tiap hari. Sejak itu pula Jack mendapat julukanya, yaitu Jack The Signalman. Selama sembilan tahun Jack menjalankan tugasnya sebagai pengarah sinyal di Stasiun Uitenhage tanpa sekalipun melakukan kesalahan.
Namun, pada tahun 1890, Jack mengidap penyakit Tuberkulosis alias TBC dan mati akibat penyakit tersebut. Karena kehebatan dan kecerdasannya, tulang Jack kemudian dipajang di museum Albany di Grahamstown. Foto-fotonya pun dipampang di stasiun Uitenhage.
Kisahnya pun diangkat di sebuah jurnal pada 24 Juli 1890. Bahkan, kisahnya juga kembali diceritakan dalam sebuah surat kabar edisi 11 November 1990. (ace)
ADVERTISEMENT