Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Kisah Keluarga yang Orang-orangnya Tak Punya Sidik Jari, Selalu Dicurigai Polisi
4 Januari 2021 16:34 WIB
Tulisan dari Berita Viral tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Keluarga di India baru-baru ini menuai sorotan ketika memperlihatkan telapak tangannya. Awalnya, tidak ada keanehan dari sana telapak tangan keluarga tersebut. Namun, setelah diperhatikan, ternyata mereka tidak memiliki sidik jari alias polos.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya diketahui, sidik jari kini jadi salah satu bagian tubuh terpenting. Pasalnya, sidik jari biasanya digunakan untuk keperluan identifikasi data diri, seperti misalnya pada surat izin mengemudi (SIM) atau paspor.
Mengutip dari Oddity Central, keluarga Sarker asal Rajshahi, Bangladesh, India justru sama sekali tidak memiliki sidik jari, tampak polos dan lembut. Seperti yang diperlihatkan salah satu anggota keluarga, yakni Amal Sarker.
Menceritakan pengalaman tanpa sidik jari, awalnya Amal mengaku keluarga Sarker tak mengalami kesulitan apapun. Namun, seiring berjalannya waktu, kala sidik jari jadi bagian penting untuk identifikasi diri, barulah mulai timbul kesulitan.
Seperti misalnya ketika ingin membuat SIM, meski sudah lolos tes dan sebagainya, Amal akhirnya tidak lulus karena tidak bisa menunjukkan sidik jarinya. Juga ketika bepergian ke luar negeri, Amal dan keluarganya kerap mendapat masalah di bandara. Ia juga sering dicurigai polisi.
ADVERTISEMENT
“Saya sudah bayar, lulus ujian, tapi mereka tidak bisa membuatkan SIM karena saya tidak bisa memberikan sidik jari. Ini selalu jadi pengalaman yang memalukan buat saya,” kata Amal kepada BBC.
Alhasil, Amal membawa tanda terima SIM ketika berkendara. Sayangnya, hal tersebut tak membantu ketika ada razia. Kala menunjukkan tanda terima SIM kepada polisi, kemudian memperlihatkan sidik jari polosnya, ia tetap kena tilang. Jarang ada polisi yang percaya dengan kondisi langka yang dialami Amal dan keluarganya.
Tak hanya untuk beberapa dokumen penting, pria di keluarga Sarker juga kesulitan membeli nomor telepon. Tanpa sidik jari yang mesti ditunjukkan untuk memiliki kartu sim, alhasil mereka Amal dan saudaranya, Apu, membeli atas nama sang ibu.
“Saya capek menjelaskan situasinya berulang-ulang. Saya minta saran ke semua orang, tapi tak ada yang bisa memberi jawaban pasti. Beberapa menyuruh pergi ke pengadilan. Bila semua opsi gagal, maka itu yang akan saya lakukan,” ungkap Apu Sarker.
ADVERTISEMENT
Beruntung, dengan teknologi semakin canggih, kini ada alternatif buat keluarga Sarker. Meski masih terbatas pada kartu identitas, Amal, Apu, dan ayahnya kini bisa menggunakan retina dan wajah mereka untuk dipindai.
Mengenai peristiwa yang dialami keluarga Sarker, kondisi itu disebut Adermatoglyphia dan baru ditemukan pada 2007 silam. Dermatologist asal Swiss, Peter Itin pertama kali menemukannya pada perempuan Swiss yang kesulitan ingin pergi ke United States.
Setelah diperiksa, kondisi yang akhirnya dinamakan “Penyakit Penundaan Imigrasi” tersebut disebabkan oleh gen bernama SMARCAD1. Tidak berdampak pada penyakit apapun, kelainan gen tersebut hanya membuat sidik jari menghilang, jadi polos dan halus. (bob)