Kisah Pemain Bola Gadungan, Tipu Banyak Klub Dunia Tanpa Sekalipun Bermain

Berita Viral
Membahas isu-isu yang lagi viral
Konten dari Pengguna
24 Januari 2022 16:48 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Viral tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pemain gadungan asal Brasil, Carlos Kaiser menipu banyak klub elite. Foto istimewa.
zoom-in-whitePerbesar
Pemain gadungan asal Brasil, Carlos Kaiser menipu banyak klub elite. Foto istimewa.
ADVERTISEMENT
Dari sejumlah skandal penipuan terbesar dalam sejarah sepak bola oleh seorang pemain, maka nama Carlos Kaiser tak bisa dikesampingkan. Pemain kelahiran Brasil ini menipu banyak klub elite di benua Amerika dan Eropa, tanpa pernah sekalipun bermain.
ADVERTISEMENT
Pria kelahiran Rio Pardo, 2 April 1963 terlahir dengan nama Carlos Henrique Raposo. Dia menghabiskan 13 tahun kariernya sebagai pesepakbola yang gonta-ganti klub dengan cara tipu muslihat.
Dikutip dari The Guardian, Carlos sejatinya tak bisa bermain sepak bola. Tapi tercatat dia pernah membela sejumlah klub elite lokal seperti Botafogo, Palmeiras, Flamengo, Bangu, America, dan Vasco Da Gama.
Dia juga pernah membela dua klub Argentina, Talleres de Cordoba dan Independiente Sementara di Eropa, dia tercatat pernah menjadi bagian dari skuad Gazelec Ajaccio.
Karier profesional itu bermula pada medio 1979-1980. Dia bisa terjun ke dunia si kulit bundar saat itu karena kerap nongkrong dengan pemain-pemain top di Brasil.
Dia sering mentraktir para pemain itu di dunia hiburan malam. Sebagai gantinya, Carlos meminta mereka membujuk klub untuk mengontraknya sebagai pemain sepak bola.
ADVERTISEMENT
Agar tidak menimbulkan kecurigaan, Carlos menyatakan cukup dikontrak tiga bulan saja. Misinya pun sukses.
Saat dikontrak, seluruh staf pelatih meyakini Carlos yang mengaku berposisi sebagai striker itu adalah pemain andal. Apalagi wajah rupawan dan tubuh atletis makin membuat mereka semakin yakin telah merekrut pemain yang tepat.
Namun apa daya, klub yang mengontraknya hanya bisa menyaksikan Carlos merumput saat latihan. Sebab, ketika hari pertandingan, Carlos biasanya kerap menyatakan sedang cedera.
Sekalipun diturunkan dalam pertandingan, Carlos yang masuk ke lapangan sebagai pemain pengganti buru-buru langsung membuat pelanggaran keras hingga dia mendapat kartu merah. Alhasil tipu daya Carlos yang tak bisa main bola pun tidak diketahui.
Bahkan saat membela Gazelec Ajaccio, Carlos juga pernah sekali diturunkan sebagai pemain pengganti. Belum menginjak rumput, apalagi menyentuh bola, Carlos tiba-tiba menyerang suporter di tribun yang membuatnya diganjar kartu merah.
ADVERTISEMENT
Saat itu dia beralasan, bahwa suporter itu mengejek presiden klub sehingga membuatnya naik pitam. Padahal, itu sengaja dilakukan demi menutupi semua kebohongan dan fakta bahwa dia adalah pemain gadungan.
Kebohongan Carlos bisa lancar lantaran pada jaman dulu belum ada teknologi canggih. Misalnya belum ada alat untuk mendeteksi sejauh mana seorang pemain cedera. Bahkan saat itu tidak adanya sosial media maupun mesin pencarian seperti Google membuat klub kesulitan mencari tahu rekam dan latar belakang si pemain.
"Saya menipu dokter tim dengan pura-pura cedera. Saat itu belum ada yang namanya MRI, jadi saya pura-pura cedera ketika tim sangat ingin saya bermain," kata Carlos dalam sebuah wawancara.
Carlos menutup karier sebagai pemain gadungan pada tahun 1992 di Botafogo yang pernah dia bela pada 1979-1981. Berbagai sumber mencatat, dari 12 klub yang dibela, Carlos tak pernah semenitpun mencatatkan penampilan, apalagi gol. (ace)
ADVERTISEMENT