Kisah Perjuangan Kakek Tukang Becak Berhati Mulia Sekolahkan 300 Anak Miskin

Berita Viral
Membahas isu-isu yang lagi viral
Konten dari Pengguna
21 Juli 2021 11:15 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Viral tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Bang Fang Li terus menarik becak di masa tuanya demi bisa terus membiayai 300 anak miskin sekolah. Foto: @faktadanfenomena
zoom-in-whitePerbesar
Bang Fang Li terus menarik becak di masa tuanya demi bisa terus membiayai 300 anak miskin sekolah. Foto: @faktadanfenomena
ADVERTISEMENT
Selama hidupnya, seorang tukang becak di China bernama Bai Fang Li menjadi salah satu orang berhati paling mulia di dunia. Sebab seluruh tabungan hasil memerah keringat mengayuh becak didonasikan untuk membantu sekolah sekitar ratusan anak miskin di kampungnya.
ADVERTISEMENT
Disarikan dari beberapa sumber, Bai Fang Li mendonasikan total 350 ribu Yuan (setara Rp783 juta dengan kurs sekarang) kepada anak-anak miskin sepanjang 1987 sampai 2001. Total ada 300 anak kurang mampu di kampung halamannya ia sekolahkan dengan uang tabungannya itu.
Kedermawanannya dimulai saat umurnya 74 tahun. Saat itu ia memutuskan bahwa ia sudah terlalu tua untuk menarik becak di dekat stasiun kereta Tianjin.
Dia kemudian pensiun. Bai Fang Li lalu pulang ke kampungnya pada 1987 dengan tabungan 350 ribu Yuan yang selama ini dia kumpulkan dari menarik becak.
Bang Fang Li terus menarik becak di masa tuanya demi bisa terus membiayai 300 anak miskin sekolah. Foto: @faktadanfenomena
Saat itu ia terkejut mendapati banyak anak-anak di kampungnya memiliki menjadi pekerja kasar ketimbang menempuh pendidikan. Bai Fang Li makin kaget sekaligus terenyuh anak-anak miskin yang dia temui itu terbentur biaya untuk mengecap pendidikan.
ADVERTISEMENT
Bang Fang Li kemudian 'memecahkan' tabungannya dan mendonasikan seluruh uangnya untuk menyekolahkan anak-anak tersebut.
Semenjak itu dia memutuskan kembali ke Tianjin dan menarik becak lagi. Meski hidup sulit dan hanya memakai pakaian bekas serta makan seadanya, dia tak berhenti mengumpulkan pundi-pundi untuk tetap membantu anak-anak di kampungnya bisa bersekolah.
Namun, usianya makin menua dan fisiknya tak lagi sanggup menarik becak. Dia lalu memutuskan bekerja sebagai juru parkir di dekat stasiun demi tetap mendapatkan uang.
Pada 2001 ia mengunjungi sekolah tempat anak-anak yang dibiayainya tersebut untuk membayarkan donasi terakhir kalinya. Dia mengatakan sudah tak sanggup lagi bekerja mencari uang di umurnya yang hampir 90 tahun.
Bang Fang Li akhirnya tutup usia di umur 93 tahun pada 2005 silam. Namun kisahnya tetap melegenda dan namanya harum karena menjadi pemberitaan media massa saat itu.
ADVERTISEMENT
Pun demikian di hari ini, kisah inspiratif Bang Fang Li tetap menjadi perhatian publik setelah diposting kembali oleh akun @faktadanfenomena di Instagram. Ada warganet yang menyebut Bang Fang Li sebagai pahlawan dunia dan akhirat, ada juga yang terharu membaca kisah Bang Fang Li.
"Jadi terharu melihat perjuangannya," tutur @baiatannrs.
"Hero di dunia dan akhirat," tambah @sanubara.li148.
"Ini yang dinamakan kaya yang sesungguhnya, kaya hati. Insya Allah kaya di akhirat," kata @stivani249. (ace)