Konten dari Pengguna

Kucing Busok Asli Indonesia Viral Diakui Dunia, Ras Apa Itu?

Berita Viral
Membahas isu-isu yang lagi viral
14 November 2022 10:14 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Viral tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Kucing Busok. Foto: WCF Indonesia - Indonesian Cat Council via Facebook
zoom-in-whitePerbesar
Kucing Busok. Foto: WCF Indonesia - Indonesian Cat Council via Facebook
ADVERTISEMENT
Sebuah unggahan di media sosial yang menampilkan seekor kucing baru-baru ini viral. Sebab, satwa endemik yang disebut kucing busok itu resmi diakui khas Indonesia, tepatnya di Pulau Raas, Madura.
ADVERTISEMENT
Unggahan tersebut dibagikan @kochengfs di Twitter pada Selasa (8/11/2022), memperlihatkan potongan gambar berisi pemberitaan mengenai busok, kucing ras asli Indonesia yang kini diakui dunia.
“Yey kita (emotikon kucing) ras asli Indonesia diakui dunia,” tulis pengirim gambar tersebut.
Cuitan tersebut lantas viral dengan mendapat puluhan ribu retweet dan ratusan ribu respons dari warganet. Salah seorang warganet menjelaskan bahwa kucing tersebut memang hanya ada di Madura saja dan bahkan tak boleh dibawa ke luar pulau.
“Karena kalau dibawa keluar daerah antara gak boleh atau harus sudah steril gitu. Yah, kurang lebih kayak kucing anggora gitu, bener-bener yang asli cuma di daerahnya saja. CMIIW,” kata akun @bucinnyaexo28.

Ras Kucing Busok Asli Indonesia

Kucing Busok. (Foto: Wikimedia Commons)
Mengutip dari Indonesia.go.id, dijelaskan kucing busok merupakan satwa endemik yang cuma ada di Madura, khususnya Pulau Raas—pulau seluas 39 kilometer persegi yang dapat ditempuh selama enam jam perjalanan laut dari Sumenep.
ADVERTISEMENT
Jadi kebanggaan Pulau Raas, kucing busok secara morfologi, bentuk wajah, dan postur, sekilas mirip hewan leopard dan kucing hutan. Sebab, ras kucing lokal unik tersebut berukuran lebih besar dari kampung.
Adapun ciri-ciri lain dari kucing busok adalah wajah yang agak persegi di bagian atas dan agak lancip pada dagu. Hidungnya berukuran sedang, sedikit melengkung ke bawah di atas kulit hidung, mirip seperti singa. Lalu, bentuk telinganya tajam dan agak mencuat ke atas.
Nama kucing busok diberikan masyarakat setempat karena kucing tersebut umumnya berwarna abu-abu kebiruan polos. Busok sendiri awalnya merupakan nama lokal, sementara pecinta kucing nasional mengenalnya sebagai kucing Raas atau kucing Madura.
Bulu halus mengkilap seperti perak tersebut membuat busok mirip dengan kucing ras Eropa seperti russian blue atau british shorthair. Tekstur bulu busok juga lebih tebal dari kucing kampung pada umumnya.
ADVERTISEMENT

Penelitian Mengenai Kucing Busok

Kucing Busok. (Foto: Pemerintah Kabupaten Sumenep)
Pada 2009, peneliti biologi Ronny Rachman Noor melakukan studi fenotipe dan genotipe terhadap kucing busok. Lewat jurnal Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat IPB University, kucing busok bagian dari ras kucing Asia, ditandai dengan bentuk ekor bengkok di ujung alias kinky tail.
Selain itu, kucing busok juga ternyata tak cuma abu-abu, tetapi juga ada yang cokelat susu. Menurut Ronny, warna cokelat lebih pekat juga terdapat pada ujung telinga, ujung hidung, ujung kaki, dan ujung ekor, bak kucing burma. Jenis busok itu dinamai kucing kecubung.
Masih menurut Ronny, variasi genetika kucing busok masih tinggi dan tergolong langka. Karena itu, busok tak ditemukan di luar Pulau Madura seperti anjing kintamani dan anjing bernyanyi papua. Busok juga disebut mirip kucing korat dari Thailand.
ADVERTISEMENT
Dari ilmu genetika, busok dan kecubung juga tergolong warna resesif yang jarang muncul. Ronny menduga tingkat perkawinan keluarga (inbreeding) sangat dominan dalam ras busok, menyebabkan hanya ada dua warna tersebut.
Hanya, banyaknya gen letal dan resesif dalam kondisi homozigot memiliki sifat mematikan. Kawin keluarga tersebut turut jadi penyumbang angka kematian yang cukup tinggi pada kucing busok.

Dilarang Keluar dari Pulau

Kucing Busok. Foto: WCF Indonesia - Indonesian Cat Council via Facebook
Awalnya, pada era 1990-an, kucing busok menjadi cendera mata untuk para tamu istimewa yang datang ke Pulau Garam. Namun, semakin langka di habitat asli, kebiasaan kucing busok jadi cendera mata pun mulai dilarang Pemerintah Kabupaten Sumenep.
Masyarakat Pulau Raas sendiri juga melarang warga pendatang membawa pergi kucing busok. Jika ingin dibawa keluar pulau, maka si kucing wajib dikebiri atau disteril terlebih dulu guna menjaga kemurnian rasnya.
ADVERTISEMENT
Menjaga kemurnian dan keberadaan ras kucing tersebut di habitat asli turut didukung mitos-mitos di Pulau Raas. Misalnya, selain membawa hoki dan rezeki, kucing busok juga dipercaya memiliki kemampuan mistis sehingga bikin sial kalau dibawa keluar pulau.

Diakui Dunia

Hamidi bersama Kucing Busok miliknya saat dipamerkan di Kuta, Bali, - kanalbali/KR13
Belum lama ini, ras kucing busok akhirnya resmi diakui dunia lewat World Cat Federation (WCF). Agar diakui sebagai ras kucing dunia, busok sendiri melalui sejumlah tahapan. Pertama adlaah pembuktian kemurnian gen sampai tiga generasi.
Kemudian, Indonesia perlu melakukan presentasi dalam forum internasional di hadapan World Cat Congress, organisasi berisi gabungan federasi dan asosiasi pelestari ras kucing dunia yang berdiri sejak 1994.
Sebelumnya, beberapa upaya memang dilakukan agar kebanggaan masyarakat Sumenep dan Pulau Raas ini menjadi ras yang diakui dunia. Seperti misalnya, menggelar kontes kucing internasional bertajuk "Indonesia Breed and Raas Catshow" pada 14 April 2018.
ADVERTISEMENT
Ketika itu, Pemkab Sumenep menggandeng komunitas pecinta kucing ras, Cat Fancy Indonesia (CFI). lalu menghadirkan juri Lesley Morgan dari Australia dan Awaluddin Jafar dari Malaysia. Kontes diikuti 100 peserta, 30 di antaranya kucing busok asli Pulau Raas.
Ekspedisi ke habitat kucing busok di Pulau Raas, guna mengumpulkan sampel kucing untuk observasi fenotipe dan genotipe sekaligus uji DNA, pun dilakukan CFI bersama Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) pada November 2018. Didapatkan 40 sampel.
Peneliti zoologi LIPI Yuli Sulistya Fitriyana menjelaskan bahwa sampel DNA diambil dengan metode usap (swab). Selain untuk menguji sel epitel, metode usap dinilai lebih aman bagi kucing busok karena tidak menimbulkan stres dibandingkan mengambil contoh darah. (bob)