Konten dari Pengguna

Mengenal Apa Itu Great Imitator dalam Dunia Medis

Berita Viral
Membahas isu-isu yang lagi viral
29 April 2022 17:31 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Viral tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Virus corona meluas di Indonesia. Ilustrator: Maulana Saputra/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Virus corona meluas di Indonesia. Ilustrator: Maulana Saputra/kumparan
ADVERTISEMENT
Terkadang, ada sebuah penyakit yang memiliki gejala mirip dengan penyakit lainnya sehingga bikin salah sangka. Dalam dunia medis, ternyata hal tersebut ada istilahnya, yakni diketahui dengan nama The Great Imitator
ADVERTISEMENT
Apa itu great imitator dalam istilah medis? Mengutip buku Joseph C. Segen bertajuk The Dictionary of Modern Medicine, the Great Imitator alias the Great Masquerader merupakan frasa yang digunakan untuk menyatakan sebuah gejala medis nonspesifik yang mirip dengan penyakit lain.
Seperti namanya yang secara literal berarti Peniru Hebat, imitator merupakan penyakit yang menyerupai penyakit lain. Contoh imitator adalah demam berdarah dengue yang mirip sekali dengan flu biasa, ISPA, tipes, dan penyakit lain.
Virus corona punya duri-duri di permukaan tubuhnya. Sekilas, mirip buah rambutan. Foto: Shutterstock
Sejarah awal mula istilah the Great Imitator muncul pada 1950-an, yakni ketika para tenaga medis mendeskripsikan sifilis yang memiliki gejala mirip dengan banyak penyakit lain. Kemudian, beberapa dekade kemudian, tuberculosis (TBC) juga menjadi great imitator.
Namun, kemudian semakin banyak penyakit digolongkan sebagai imitator yang bahkan mencapai lebih dari selusin. Terbaru yang termasuk imitator adalah penyakit disebabkan virus Covid-19.
ADVERTISEMENT
Hanya saja, tak melulu kondisi yang memiliki gejala mirip digolongkan sebagai the great imitator. Seperti misalnya, kehamilan ektopik dan neoplasia ovarium bisa menyerupai satu sama lain, sama halnya dengan serangan jantung dan serangan panik.
Dua contoh tersebut tidak termasuk great imitator, alih-alih hanya sekadar diagnosis banding yang sulit. Karenanya, great imitator bergantung pada referensi dan literatur medis, atau referensi lain yang mendokumentasikan suatu kondisi berulang terjadi kesalahan diagnosis. (bob)