Konten dari Pengguna

Mengenang Kisah 8 Pahlawan Nasional yang Gugur di Usia Muda

Berita Viral
Membahas isu-isu yang lagi viral
8 Januari 2021 13:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Viral tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Patung pahlawan I Gusti Ngurah Rai. Foto; Wikimedia Commons
zoom-in-whitePerbesar
Patung pahlawan I Gusti Ngurah Rai. Foto; Wikimedia Commons
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Hari Pahlawan di Indonesia diperingati setiap tanggal 10 November. Acara Hari Pahlawan yang dilakukan setiap tahun memang tak akan cukup untuk membalas jasa para pahlawan. Tak ada yang bisa mengalahkan bagaimana jiwa nasionalis mereka demi Tanah Air. Bahkan ada yang gugur di usia muda.
ADVERTISEMENT
Perjuangan delapan pahlawan nasional ini memang tak terkalahkan, mengingat tingginya semangat kebangsaan kaum pemuda Tanah Air. Siapa saja delapan pahlawan yang gugur di usia muda?

1. Martha Christina Tiahahu (17)

Martha Christina tercatat sebagai seorang pejuang kemerdekaan yang unik yaitu seorang puteri remaja yang langsung terjun dalam medan pertempuran melawan tentara kolonial Belanda dalam perang Pattimura tahun 1817.
Setelah memimpin berbagai aksi melawan Belanda, ia pun kemudian tertangkap dan diasingkan ke Batavia. Selama di perjalanan, ia melakukan aksi mogok makan hingga jatuh sakit dan meninggal di usia 17 tahun.

2. Supriyadi (22)

Peringatan Hari Pahlawan. Foto: Dok. gahetna.nl
Supriyadi merupakan Komandan Kompi Pembela Tanah Air (PETA) di Blitar. Perjuangannya menentang dan melawan kekejaman Jepang saat Romusha membuat ia tertangkap dan tewas diduga dibunuh pasukan Jepang.
ADVERTISEMENT

3. Robert Wolter Monginsidi (24)

R.W Monginsidi berjasa dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Setelah Indonesia merdeka, pasukan sekutu, NICA (Netherlands Indies Civil Administration/Administrasi Sipil Hindia Belanda) kembali datang ke Indonesia untuk melakukan penyerangan.
Monginsidi bersama dengan para pemuda di Makassar membentuk Laskar Pemberontak Rakyat Indonesia Sulawesi (LAPRIS) untuk melawan Belanda. Namun, akhirnya dia ditangkap dan pada 5 September 1949 dieksekusi oleh tim penembak Belanda.

4. Radin Inten II (24)

Radin Inten II memimpin berbagai serangan rakyat Lampung kepada Belanda. Berkali-kali ia melakukan perlawanan langsung, namun dirinya gugur dalam perjuangan pada 5 Oktober 1858.

5. RA Kartini (25)

Peringatan Hari Pahlawan. Foto: Dok. gahetna.nl
Wanita tangguh yang lahir dari keluarga ningrat Jepara ini dikenal karena gerakannya yang memperjuangkan hak dan emansipasi perempuan. Lewat tulisan, pemikiran Kartini bisa terdengar hingga Belanda, termasuk mengirimkan tulisannya ke media lokal di negara Kincir Angin tersebut.
ADVERTISEMENT
Dia mendirikan sekolah gratis bagi anak-anak perempuan untuk mewujudkan cita-citanya. Kartini meninggal di usia 25 tahun pada 17 September 1904, tiga hari setelah melahirkan putranya. Setelah meninggal, surat-surat Kartini dibukukan dan dikenal dengan buku Habis Gelap Terbitlah Terang.

6. Abdul Halim Perdanakusuma (25)

Halim Perdanakusuma adalah pilot andalan TNI AU. Saat kembali ke Tanah Air, ia bergabung dengan angkatan udara. Ia membuka hubungan luar negeri untuk mencari senjata bagi pejuang kemerdekaan.
Pesawat yang ditumpanginya jatuh saat ia dalam perjalanan pulang dari tugas negara di Malaysia bersama opsir Iswahyudi pada 14 September 1947. Sayang disayangkan usianya saat itu masih 25 tahun.

7. Pierre Tandean (26)

Peringatan Hari Pahlawan. Foto: Dok. gahetna.nl
Pierre Tandean adalah ajudan Jenderal Nasution. Dia tewas saat peristiwa G-30S ketika sedang berjaga di rumah Jenderal Nasution. Namun diduga kelompok penyerang salah tangkap, mengira ia adalah Nasution. Ia pun dibunuh di lubang buaya bersama Pahlawan Revolusi lainnya.
ADVERTISEMENT

8. I Gusti Ngurah Rai (29)

Keberanian I Gusti Ngurah Rai bersama dengan rekannya menyerang Belanda di Tabanan, membuat satu detasemen pasukan Belanda menyerah. Akibatnya, Belanda melancarkan aksi balasan hingga membuat pasukan Ngurah Rai terdesak dan gugur pada 20 November 1946. (bel)