Pencarian Tongkat Nabi Musa dari Temuan Bangkai Kereta Firaun

Berita Viral
Membahas isu-isu yang lagi viral
Konten dari Pengguna
24 Juli 2021 11:21 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Viral tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Kisah Nabi Musa. Foto: Pinterest
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Kisah Nabi Musa. Foto: Pinterest
ADVERTISEMENT
Tongkat Nabi Musa AS menjadi salah satu benda yang paling dicari para ilmuan maupun arkeolog di dunia. Namun, hingga kini keberadaan tongkat 'sakti' yang diceritakan bisa membelah Laut Merah tersebut belum diketahui.
ADVERTISEMENT
Sejauh ini para arkeolog telah berhasil menemukan dua temuan penting. Penemuan itu yakni 'kota emas' peninggalan Firaun dan bangkai kereta Pharaoh.
Mengutip dari BBC, para arkeolog menyebut sisa-sisa peninggalan kota kuno itu berada di gurun Mesir, tepatnya di luar Luxor. Kota ini disebut-sebut peninggalan era kejayaan Firaun sekitar 3 ribu tahun lalu dan menjadi penemuan kota kuno terbesar di Mesir.
Sebelum penemuan kota emas ini, seorang arkeolog bernama Ron Wyatt bersama peneliti lainnya mengaku telah menemukan bangkai kereta kuno di dasar Laut Merah. Mereka menyebut bangkai kereta yang ditemukan pada 1988 itu adalah kereta Pharaoh milik Firaun yang digunakan untuk mengejar Nabi Musa dan pengikutnya saat melewati Laut Merah.
Ilustrasi kisah nabi Musa as. Sumber: Egiptoforo
Seperti dipublikasikan oleh Grand Rapids Herald Review, Minnesota, Amerika Serikat, Wyatt cs juga menemukan sisa tulang belulang manusia dan kuda di sekitar bangkai kereta tersebut, yang diklaim adalah tulang-tulang milik tentara Firaun. Temuan itu makin menguatkan bahwa Firaun dan prajuritnya tenggelam di Laut Merah.
ADVERTISEMENT
Kemudian hasil tes yang dilakukan oleh para peneliti dari Stockholm University terhadap beberapa sisa kerangka juga mendukung teori bahwa Firaun dan para tentaranya tenggelam di dasar Laut Merah.
Para peneliti mengatakan, berdasarkan hasil tes, struktur dan kandungan tulang yang ditemukan tersebut berusia sekitar 3.500 tahun. Sementara kisah pengejaran Nabi Musa juga diperkirakan terjadi di kurun waktu yang sama, yakni sekitar 3.500 tahun lalu.
Tidak hanya tulang yang ditemukan, Wyatt dkk juga menemukan benda lain di dasar Laut Merah, di antaranya poros roda salah satu kereta kuda tentara Firaun, yang kini telah berubah menjadi batu karang. Kemudian ditemukan juga sebuah roda yang terdiri dari 4 buah jeruji berbahan emas.
Ilustrasi laut terbelah. Foto: pixabay/Iforce
Jika benar itu semua adalah milik Firaun dan para prajuritnya, maka secara ilmiah, diperlukan tenaga atau energi yang sangat besar untuk membelah lautan sedalam ratusan meter.
ADVERTISEMENT
Menurut perhitungan fisikawan, untuk membelah Laut Merah dibutuhkan tekanan (gaya per satuan luas) sebesar 2.800.000 Newton per m2, atau paling tidak embusan angin yang sangat kuat dengan kecepatan konstan 30 meter per detik (108 km) per jam.
Sementara alkisah disebutkan bahwa Laut Merah dibelah Nabi Musa dengan menggunakan sebuah tongkat. Tongkat itu yang menjadi salah satu mukzijat yang dimiliki Nabi Musa.
Sejauh ini, keberadaan tongkat tersebut belum diketahui, Banyak yang meyakini tongkat 'sakti' itu terkubur di suatu tempat. Sementara dugaan lain menyebut tongkat Nabi Musa berada di dalam kotak bernama The Ark of The Convenant yang hingga kini juga tidak pernah diketemukan.
Karenanya temuan bangkai kereta Pharaoh tersebut menjadi penting untuk menjadi dasar penelitian selanjutnya dalam menemukan tongkat Nabi Musa. (ace)
ADVERTISEMENT