Perbedaan Kopassus, Kopaska, Denjaka, dan Kopasgat

Berita Viral
Membahas isu-isu yang lagi viral
Konten dari Pengguna
15 Juli 2022 14:46 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Viral tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi pasukan elite TNI. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pasukan elite TNI. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
ADVERTISEMENT
Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) bakal menjadi presiden pertama di Asia yang mengunjungi dua negara yang kini tengah berperang yakni Rusia dan Ukraina. Mantan Gubernur DKI Jakarta itu akan membawa misi perdamaian saat berkunjung ke negara tersebut.
ADVERTISEMENT
Bahkan, pasukan elite Tentara Nasional Indonesia (TNI) yakni Kopassus, Kopaska, Denjaka, hingga Kopasgat dilaporkan akan mengawal hingga menjaga ketat Presiden Jokowi saat berada di dua negara tersebut.
Lalu, seperti apakah perbedaan empat pasukan khusus ini yang kini ramai dibahas di media sosial? Simak penjelasan berikut!
Komando Pasukan Khusus (Kopassus)
Kopasssus atau sering disebut Korps Baret Merah ini merupakan satuan prajurit dari TNI Angkatan Darat (AD). Setiap orang yang ingin masuk ke pasukan elite ini akan melalui tahapan-tahapan sangat berat.
Penyerahan Satuan Kopassus di Cijantung. (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
Bahkan, dikabarkan, hanya sebagian personel TNI Angkatan Darat yang bisa lolos seleksi karena beratnya tes yang dihadapi.
Dirangkum dari berbagai sumber, untuk menjadi pasukan Korps Baret Merah, fisik akan ditempa dan sangat menguras tenaga karena menjalani berbagai latihan. Mulai dari lari 2,4 kilometer dalam 12 menit hingga 40 kali push up.
ADVERTISEMENT
Selain itu, selama masa pendidikan, calon prajurit Kopassus juga akan ditempa atau dilatih selama 20 minggu yakni latihan dasar komando, menjelajahi gunung dan hutan dan latihan pendaratan lalu.
Ketiga tahap ini akan dijalani masing-masing selama 10 minggu, enam minggu, dan empat minggu.
Dalam teknik latihan tersebut, calon prajurit Kopassus akan dilatih mengenai materi tempur, membaca peta, pionir, cara bertahan hidup (survival), naik gunung, serta latihan peperangan amfibi.
Setelah lulus, calon Kopassus juga kembali menjalani masa pendidikan berbeda yakni sandi yudha, kursus pelatih komando, pelatih sandi yudha, pelatih para, pelatih free fall, kursus jump master, hingga pandu udara atau path finder.
Komando Pasukan Katak (Kopaska)
Pasukan elite berikutnya adalah Komando Pasukan Katak atau Kopaska yang merupakan satuan khusus milik TNI Angkatan Laut (AL). Satuan yang didirikan langsung oleh Presiden Soekarno pada 31 Maret 1963 ini merupakan pasukan tempur baik di laut, darat, dan udara.
Prajurit Komando Pasukan Katak (Kopaska) TNI AL melakukan penyergapan musuh saat latihan operasi kontra teror maritim di kapal tongkang akomodasi Pertamina Hulu Energi Offshore Southeast Sumatra (PHE OSES) di Perairan Kepulauan Seribu, Jakarta. Foto: M Risyal Hidayat/ANTARA FOTO
Nah, untuk menjadi prajurit Kopaska, kamu akan menjalani seleksi hingga latihan-latihan berat. Bahkan, dikabarkan, prajurit yang juga sangat disegani di kancah internasional ini dikabarkan bisa bertahan hidup di dalam air dalam waktu lama.
ADVERTISEMENT
Sementara tugas pokok sebagai satuan Kopaska yakni melakukan peledakan atau domisili di bawah air. Hal-hal itu mencakup sabotase hingga penyerangan misi rahasia ke kapal musuh. Selain itu, penghancuran operasi bawah air dan amfibi juga menjadi peran yang dilakukan satuan Kopaska.
Tidak hanya itu, satuan khusus milik TNI Angkatan Laut ini juga bisa ditugaskan sebagai anti-teror ketika tidak memiliki tugas operasi militer. Mengenai pendidikan, calon Kopaska harus memiliki kemampuan khusus terutama menyelam hingga bertempur di dalam air dan akan dilatih selama 10 bulan.
Detasemen Jalamangkara (Denjaka)
Denjaka merupakan pasukan elite yang dimiliki TNI untuk menjaga wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKR). Prajurit ini merupakan pasukan khusus anti-teror dari TNI Angkatan Laut (AL) dan juga merupakan gabungan dari personel Kopaska.
Anggota pasukan elite TNI AL, Detasemen Jala Mangkara, saat latihan di area operasi Kangean Energy Indonesia Ltd di Pulau Pagerungan. Foto: Wendiyanto/kumparan
Pasukan yang sering dijuluki sebagai 'Hantu Laut' ini memiliki ujian berat untuk menjadi prajurit Denjaka yakni harus memiliki IQ tinggi, fisik yang kuat, serta menguasai ilmu bertempur. Selain itu, tidak hanya menguasai laut, namun pasukan elite ini juga harus memiliki kemampuan bertempur di darat dan udara.
ADVERTISEMENT
Dilaporkan, tugas utama sebagai pasukan Denjaka yakni membina kemampuan anti-teror, anti-sabotase serta bidang operasi lainnya. Disebutkan, sebagai Denjaka memiliki empat detasemen penting yakni.
Mulai dari Detasemen I yang bertugas untuk menangani kasus anti-terorisme dan pembajakan. Detasemen II bertugas menuntaskan serangan maritim dan pengumpulan intelijen. Detasemen III bertugas misi pencarian dan penyelamatan. Terakhir, Detasemen IV bertugas pembongkaran bawah air.
Dikabarkan, untuk menjadi pasukan warna hitam dan baret ungu ini (Denjaka), calon prajurit akan menjalani pendidikan selama 6 bulan. Bahkan, meski telah menyelesaikan pendidikan, pasukan Denjaka dilaporkan masih memiliki pelatihan yang harus dilakukan sebagai pasukan khusus.
Komando Pasukan Gerak Cepat (Kopasgat)
Kopasgat merupakan satuan elite milik TNI Angkatan Udara (AU) yang dulunya bernama Korps Pasukan Khas (Korpaskhas). Satuan ini juga tak kalah garang dengan pasukan elite lainnya karena memiliki tugas vital yakni menjaga pangkalan udara di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Korps Komando Pasukan Khas (Paskhas) Unit Penjinak Bahan Peledak atau sekarang Kopasgat datang untuk mengevakuasi para korban. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
Para prajurit Kopasgat juga wajib mampu mengoperasikan pangkalan udara untuk menerbangkan pesawat. Selain itu, mereka juga bertugas menjaga hingga menangani anti-teror, pembebasan sandera, hingga menyerang pangkalan musuh.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, rekam jejak satuan Kopasgat atau dulunya Paskhas telah melakukan berbagai operasi militer yakni menumpas reformasi Maluku Selatan, penumpasan DI/TII di Aceh dan Makasar, penumpasan PRRI dan Permesta di Sulawesi, Kalimantan dan Sumatera, Operasi Trikora di Irian Barat, Operasi Dwikora di Malaysia, dan Operasi Seroja, Trisula, hingga PGRS di Kalimantan.
Nah, itulah kehebatan 4 pasukan elite TNI yakni Kopassus, Denjaka, Kopaska, dan Kopasgat yang bertugas mengawal hingga menjaga Presiden Jokowi ketika berkunjung ke Rusia dan Ukraina. (fre)