Permukaan Bulan Terlihat Bopeng-Bopeng dari Kejauhan Akhirnya Terungkap

Berita Viral
Membahas isu-isu yang lagi viral
Konten dari Pengguna
15 April 2022 11:12 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Viral tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Bulan. Foto: pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Bulan. Foto: pixabay
ADVERTISEMENT
Ilmuwan akhirnya berhasil menjawab fenomena permukaan Bulan yang tampak bopeng-bopeng alias banyak kawah kalau dilihat jauh dari bumi. Ilmuwan berhasil mengungkapkan penyebab terbentuknya kawah yang jumlahnya ternyata ribuan itu pada permukaan Bulan.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari CNN, peneliti dari International Astronomical Union mengungkapkan ada lebih dari 9.000 kawah yang terlihat pada permukaan Bulan. Hal itu disebabkan oleh rentetan tabrakan meteor, asteroid dan komet selama miliaran tahun.
Bopeng-bopeng itu terlihat tidak merata di permukaan Bulan. Sisi jauh bulan, yang tidak pernah dilihat orang dari Bumi karena bulan terkunci pasang surut, memiliki konsentrasi kawah yang jauh lebih tinggi daripada sisi dekat yang terlihat.
Bagian dekat bulan memiliki lebih sedikit lubang karena permukaannya tertutup maria Bulan, bentangan luas lava padat yang dapat kita lihat dengan mata telanjang di Bumi sebagai bercak gelap di bulan.
Bidang lava ini kemungkinan menutupi kawah yang seharusnya menandai dekat Bulan. Sisi jauh Bulan hampir tidak memiliki lunar maria, itulah sebabnya kawahnya masih terlihat. Para ilmuwan telah lama menduga bahwa lunar maria terbentuk setelah tabrakan besar-besaran sekitar 4,3 miliar tahun yang lalu.
ADVERTISEMENT
Tabrakan ini menciptakan cekungan Kutub Selatan-Aitken (SPA), sebuah kawah besar dengan lebar maksimum sekitar 1.600 mil (2.574 kilometer) dan kedalaman maksimum 5,1 mil (8,2 kilometer), yang merupakan lubang terbesar di Bulan dan kawah tumbukan terbesar kedua yang dikonfirmasi di tata surya.
Namun, hingga saat ini para peneliti tidak dapat menjelaskan mengapa hanya bagian dekat bulan yang memiliki medan lava. Studi baru menemukan bahwa dampak SPA menciptakan fenomena unik di dalam mantel bulan, lapisan magma di bawah kerak, yang hanya mempengaruhi bagian dekat.
Para ilmuwan telah mengetahui bahwa medan lava di bagian dekat berasal dari mantel Bulan karena sampel Bulan yang dibawa kembali oleh misi Apollo mengandung unsur-unsur radioaktif yang menghasilkan panas seperti potasium, fosfor, dan thorium yang semuanya diduga ditemukan berlimpah di dalam mantel Bulan. (ace)
ADVERTISEMENT