Ribuan Orang Antre Tiap Hari, 5 Fakta soal Pisang Goreng Gosong yang Dulu Diejek

Berita Viral
Membahas isu-isu yang lagi viral
Konten dari Pengguna
14 November 2020 8:37 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Viral tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pisang goreng madu Bu Nanik. Foto: Instagram /@miss_mix8
zoom-in-whitePerbesar
Pisang goreng madu Bu Nanik. Foto: Instagram /@miss_mix8
ADVERTISEMENT
Pernahkah kamu mendengar Pisang Goreng Madu Bu Nanik? Iya, benar. Pisang Goreng Madu Bu Nanik yang terletak di Tanjung Duren, Jakarta Barat ini merupakan hasil jerih payah Nanik Soelistiowati (65), yang dimulai dari menawarkan pisang goreng racikannya pada tahun 2005.
ADVERTISEMENT
Pada saat itu, ia mendapat ledekan dari pelanggannya. "Pisang goreng gosong kok dikasih orang?" Namun hal itu tidak menghalangi Nanik untuk berkarya. Ia memutuskan untuk mengakhiri bisnis katering yang sudah dibangun selama 22 tahun lamanya, dan beralih ke peluang baru yaitu pisang goreng madu.
Berkat ledekan dari pelanggannya dulu, akhirnya Nanik berhasil membuktikan bahwa ribuan orang rela antre hanya untuk pisang goreng madu yang memiliki rasa dan wujud yang khas ini.
Berikut ini lima fakta menarik seputar Pisang Goreng Madu Bu Nanik.

1. Kenapa Warnanya Menghitam Seperti Gosong?

Pisang Goreng Madu Bu Nanik. Foto: Instagram / @pisanggorengmadubunanik
Pisang Goreng Madu Bu Nanik adalah pisang goreng tradisional yang menggunakan madu sebagai pemanis substitusi gula di adonannya. Warna hitam yang dihasilkan berasal dari karamelisasi madu yang digoreng. Pasalnya, ia menggunakan madu dalam adonannya, lantaran ibunya adalah penderita diabetes.
ADVERTISEMENT
“Pisang yang kita gunakan adalah pisang yang sangat matang sehingga menghasilkan warna alami yang kehitaman,” tulis akun Instagram @pisanggorengmadubunanik.

2. Bagaimana Kualitas Minyak untuk Menggoreng?

Pisang Goreng Madu Bu Nanik Foto: Gina Yustika Dimara/kumparan
"Pisang goreng kami pasti ada minyaknya, ya. Karena memang digoreng dengan minyak, bukan direbus dengan air. Tapi kalau sampai masih ada cairan di pisang tersebut, itu sudah bukan minyak lagi karena pada saat selesai digoreng, pisang kami akan ditiriskan terlebih dahulu," tulis akun Instagram @pisanggorengmadubunanik.
Lanjutnya, "Cairan tersebut adalah sari atau juice dari buah pisang yang over ripe dan terkena suhu panas saat digoreng, jadilah sari-sari itu keluar saat sudah matang yang sebenarnya manis alami dari buah pisangnya."
Tak hanya itu, dalam penjelasannya, minyak yang digunakan pun selalu baru setiap hari. Sebab, minyak yang telah digunakan tidak akan bisa dipakai ulang dan hasilnya tidak akan maksimal. Setiap harinya pisang goreng madu Bu Nanik menghabiskan lebih dari 270 liter minyak untuk produksi. Sementara minyak bekas secara berkala akan di distribusi untuk bio-diesel.
ADVERTISEMENT

3. Menjual 2 Truk Pickup Pisang Sehari

Foto: @pisanggorengmadubunaniek
Nanik mendirikan usaha camilan pisang goreng awalnya karena ketidaksengajaan. Dia sudah punya usaha katering dengan klien hotel-hotel bintang lima. Kapasitas produksinya ketika itu mencapai 1.500-2.000 porsi makanan setiap hari.
Nah, untuk mempertahankan usahanya, dia sering melakukan inovasi-inovasi baru dengan menunya. Nanik kemudian iseng-iseng menggoreng pisang dan menyelipkannya di paket makanan. Ternyata, ada salah satu pelanggan yang sangat suka dengan pisang madunya dan meminta Nanik untuk membuat 30 buah lagi untuk acara khusus.
Nanik menolaknya dengan alasan ia tidak menjualnya. Namun, karena berbagai pertimbangan, akhirnya ia tetap membuatnya. Dari situlah, Pisang Goreng Madu Bu Nanik mulai terkenal dari mulut ke mulut. Nanik kemudian memberanikan diri menjual pisang gorengnya dengan gerobak dan mulai meninggalkan bisnis kateringnya secara perlahan.
Pisang Goreng Madu Bu Nanik. Foto: Mela/kumparan
Tantangan paling besar bagi Nanik saat itu adalah membangun kepercayaan pelanggan. Butuh usaha ekstra menggaet calon pelanggan baru.
ADVERTISEMENT
“Dalam satu hari, rasanya mau jual 20 biji saja nggak bisa. Susah sekali. Setiap kali saya potong-potong kasih tester, pengunjung pasti bingung dan bilang, 'Ini apaan sih pisang bentuknya kok aneh gosong dan jelek,' pokoknya susah sekali laku,” bebernya.
Tidak heran kalau hasil usaha Nanik yang gigih dan ulet, sukses membangun kepercayaan pelanggan. Bisnis pisang goreng madunya booming pada 2014. Nanik bahkan menjual dua truk pick-up penuh pisang setiap hari.

4. Tidak Buka Cabang

Nanik Soelistiowati, pemilik gerai camilan Pisang Goreng Madu Bu Nanik. Foto: Gina Yustika Dimara/kumparan
Sayangnya, Nanik hanya membuka satu toko. Dia tidak membuka cabang di tempat lain karena berbagai alasan. Namun, dia tetap mengekspansi bisnis kuliner itu, dengan menggunakan jasa ekspedisi yang bisa mengantar pisangnya hanya dalam waktu sehari.
"Kelamaan kalau buka cabang, sehingga pakai jasa ekspedisi yang bisa kirim sehari. Karena outlet juga masih satu, jadi produksi terbatas," ungkap Nanik.
ADVERTISEMENT

5. 60 Persen Penjualan dari Pesanan Online

Antrean di Pisang Goreng Madu Bu Nanik Foto: Gina Yustika Dimara/kumparan
Di hari biasa, Nanik bisa mendapatkan hingga 1.200 pelanggan dan 60 persennya berasal dari pesanan ojek online.
“Hari Sabtu dan Minggu antrean kita bisa sampai 1700 nomor dalam sehari,” kata Nanik yang menolak memberi tahu omsetnya.
Kini, Pisang Goreng Madu Bu Nanik memiliki variasi menu yang sangat banyak. Mulai dari Ubi Goreng Madu, Nanas Goreng Madu, Sukun Goreng Madu, Nangka Goreng Madu, dan masih banyak menu lainnya yang bisa kamu dapatkan di toko. (bel)