Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.1
Konten dari Pengguna
Sederet Permainan Tradisional Anak Zaman Dulu yang Kini Mulai Tergerus Zaman
23 Juni 2022 11:53 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Viral tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Tak dimungkiri, kemajuan zaman sangat mempengaruhi kebiasaan hingga rutinitas anak pada saat ini. Bahkan, permainan tradisional yang kerap dilakukan anak 80-an hingga 90-an seakan tidak lagi terlihat atau telah tergerus zaman karena perkembangan teknologi.
ADVERTISEMENT
Bukan menyalahkan individu, namun perubahan nilai, gaya, hingga pola pikir membuat banyak orang tidak tertarik dengan permainan-permainan zaman dulu. Lalu, apa sajakah permainan tersebut yang kini nyaris tidak ditemui atau punah baik di kota maupun desa?
Petak Umpet
Bersembunyi ke sebuah tempat hingga ke hutan merupakan inti permainan tradisional bernama petak umpet. Bagi kelahiran tahun 1990-an ke bawah, permainan ini merupakan primadona dan sangat mudah ditemui di kota maupun desa.
Biasanya, setiap orang yang memainkannya akan menghitung angka atau bernyanyi dan bertugas mencari teman yang tengah bersembunyi. Petak umpet bisa dimainkan minimal 3 orang dan seterusnya hingga bisa berlangsung berjam-jam.
Perlu diketahui, inti permainan tersebut membuat penjaga menutup mata atau menyandarkan kepala ke dinding atau tembok dengan bernyanyi atau menghitung angka. Di saat bersamaan, teman-teman yang ikut bermain kemudian akan sembunyi di berbagai tempat yang telah disepakati.
ADVERTISEMENT
Congklak
Coklak merupakan permainan tradisional kedua yang kini nyaris punah atau tidak pernah lagi ditemui di pedesaan hingga kota. Permainan yang satu ini memainkan biji kerang yang bakal dimasukkan ke papan berlubang.
Artinya, congklak hanya dimainkan dua orang saja. Perlu diketahui, permain tradisional ini juga bisa menggunakan batu kecil biasa alias tidak selalu tergantung dengan biji kerang. Nah, ketika seseorang berhasil mengumpulkan semua batu atau biji kerang berjumlah 7 di dalam lumbang besar atau biasa disebut induk lubang maka itulah pemenangnya.
Lompat Tali
Kelahiran 1990-an ke bawah pasti pernah memainkan permainan lompat tali. Bahkan, hampir semua anak-anak daerah di Tanah Air pernah memainkan lompat tali. Biasanya, setiap orang yang memainkannya akan menggunakan tali yang dirangkai dengan karet gelang.
ADVERTISEMENT
Nah, inti permaian lompat tali mewajibkan setiap orang melompat dan tidak boleh terkena tali. Jika sebaliknya, maka orang tersebut dikatakan kalah dan bertugas memegang tali.
Keasyikan atau keunikan permaian tradisional ini ketika karet yang dipegang telah berada di titik paling tinggi dan peserta wajib melompatinya tanpa mengenai tali.
Egrang
Egrang merupakan permainan tradisional di Tanah Air yang nyaris tidak pernah kita lihat dimainkan oleh anak-anak zaman sekarang akibat perkembangan zaman.
Padahal, permainan yang satu ini sangat mengasyikkan karena peserta berdiri dan berjalan menggunakan dua buah kayu atau tongkat.
Ketika memainkan alat ini, kamu harus berjalan dengan bantuan dua buah tongkat yang ditaksir sepanjang 2 meter atau lebih. Dua tongkat tersebut akan dibuat penopang untuk letak kedua kaki yang membantu kita berjalan menggunakan tonkat itu.
ADVERTISEMENT
Lebih mengasyikkan lagi, di beberapa daerah, egrang kerap diperlombakan dengan lari sprint dan sering digelar pada hari kemerdekaan Republik Indonesia setiap 17 Agustus di berbagai daerah.
Main Kelereng
Kelahiran tahun 2000 dan seterusnya mungkin sebagian tidak mengenal kelereng. Namun, jika ditanya anak 1990-an ke bawah pasti langsung mengingat masa kecil mereka. Pasalnya, kelereng merupakan permainan tradisional yang selalu dimainkan anak-anak pada zaman dulu.
Bayangkan saja, dulunya, jika seseorang memiliki kelereng berjumlah banyak maka orang tersebut sangat dihargai atau ditakuti. Sebab, anak itu merupakan pemenang dari sejumlah perlombaan yang diikuti dari berbagai temannya.
Dalam permainannya, kamu bisa memainkannya dengan menyentil atau membuat perlombaan melempar kelereng. Nah, hal inilah yang membuat seseorang bisa mengumpulkan banyak kelereng karena mengikuti berbagai perlombaan.
ADVERTISEMENT
Itulah 5 permainan tradisional zaman dulu di Tanah Air yang kini nyaris tidak dimainkan oleh anak-anak zaman sekarang. Pasalnya, perkembangan teknologi hingga media sosial membuat mereka tidak mengenal permainan-permainan tersebut. (fre)